Sabtu, 26 Februari 2011

Biografi Plato



Plato dilahirkan di Atena pada tahun 427 S.M. dan meninggal disana pada tahun 347 S.M. dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang politik penting dalam politik Atena. Ia pun bercita-cita sejak mudanya untuk menjadi orang negara. Tetapi perkembangan politik di masanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jalan hidup yang diingininya itu. Namanya bermula ialah Aristokles. Nama plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung dengan bahunya yang lebar.

Sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok bersesuaian benar dengan ciptaan klasik tentang manusia yang cantik. Bagus dan harmoni meliputi seluruh perawakannya. Dalam tubuh yang besar dan sehat itu bersarang pula pikiran yang dalam dan menembus. Pandangan matanya menunjuk seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir ini dengan cita-citanya. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya, selain dari pelajaran umum ialah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebelumdewasa ia sudah pandai membuat karangan yang bersanjak. Sebagaimana biasanya dengan anak orang baik-baik di masa itu plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi. Pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari kratylos. Kratylos dahulunya murid herakleitos yang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air.

Rupanya ajaran semacam itu tidak hinggap di dalam kalbu aristocrat yang tertpengaruh oleh tradisi keluarganya. Sejak berumur 20 tahun plato mengikuti pelajaran sokrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasan baginya. Pengaruh sokrates makin hari makin mendalam padanya. Ia menjadi murid sokrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangann ya yang berbentuk dialog, bersoal jawab, sokrates kedudukannay sebagai pujangga yang menuntun. Dengan cara begitu ajaran plato tergambar keluar melalui mulut sokrates. Setelah pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya, ia terus berbuat begitu. Sokrates digambarkannya sebagai juru bahasa isi hati rakyat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke bawah kekuasaan asing.

Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu., seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada seorang filosof sebelumnya dapat menandinginya dalam hal ini. Juga sesudahnya tak ada. Hukuman yang ditimpakan itu dipandangnya suatu perbuatan zalim meminum racun besar sekali pengaruhnya atas pandangan hidup plato. Sokrates dimatanya adalah seorang yang sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, orang yang tak pernah berbuat salah. Hukumn yang ditimpakan itu dipandangnya sebagai suatu perbuatan zalim semata-mata, yang dilakukan oleh orang yang moril tidak bertanggung-jawab. Ia sangat sedih dan menamakan dirinya seorang anak yang kehilangan bapak. Ia sedih tetapi terpaku karena pendirian sokrates yang menolak kesempatan yang diberikan untuk melarikan diri dari penjara, dengan memperingatkan ajarannya “lebih baik menderita kezaliman dari berbuat zalim”. Tak lama sesudah sokrates meninggal, plato pergi dari Atena. Itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya dari tahun 399 S.M. mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Beberapa lama ia disana tidak diketahui betul. Ada cerita yang mengatakan, bahwa ia disitu mengarang beberapa dialog, yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran sokrates. Dari Megara ia pergi ke kyrena, dimana ia memperdalam pengetahuannya ten tang matematik pada seorang guru ilmu itu yang bernama Theodoros. Disana ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Kemudian ia pergi ke Italia selatan dan terus ke sirakusa dipulau sisiria, yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran, yang bernama Dionysios. Dionysios mengajak plato tinggal di istananya.

Ia merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat pujangga dari dunia Grik yang kesohor namanya. Disitu plato belajar kenal dengan ipar radja Dionysios yang masih muda bernama Dion, yang akhirnya menjadi sahabat karibnya. Diantara mereka berdua terdapat kata sepakat, supaya plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya., agar supaya tercapai suatu perbaikan social. Seolah-olah datang baginya untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintah yang baik dalam praktik. Sudah lama tertanam di dalam kalbunya, bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Tetapi ajaran plato yang dititik-beratkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan, lambat-laun menjemukan Dianysios. Pada tahun 367 S.M. setelah plato 20 tahun menetap dalam akademia, diterimanya undangan dan desakan dari Dion untuk datang ke sirakusa. Dianysios yang jahat sudah meninggal. Ia digantikan sebagai raja oleh anaknya dengan nama Dionysios II. Dion berharap supaya plato dapat mendidik dan mengajarkan kepada raja yang masih muda itu “pandangan filosofi tentang kewajiban pemerintah menurut pendapat plato ”. tertarik oleh cita-citanya untuk melaksanakan teori pemerintahannya di dalam praktik, plato berangkat ke sirakusa. Ia disambut oleh raja dengan gembira. Tetapi bagi raja itu, filosofi tidak begitu menarik. Akhirnya intrige, fitnah, dan hasutan merajalela dalam istana itu. akhirnya Dion dibenci oleh raja dan dibuang keluar Sisilia. Segala ikhtiar plato untuk membelanya tidak berhasil. Dia sendiri dengan bersusah payah baru dapat kembali ke Atena. Tetapi 6 tahun kemudian pada tahun 361 S.M. hati plato terpikat lagi untuk datang ketiga kalinya ke sirakusa. Raja Dionysios II dengan sahabatnya Dion dan berusaha, supaya dia boleh pulang kembali ke sirakusa. Tetapi maksudnya itu tidak berhasil. Dan harapannya untuk mencoba sekali lagi melaksanakan cita-citanya ten tang pemerintahan yang baik dalam praktik gagal sama sekali. Dengan kesabaran hati seorang filosof ia kembali ke Atena. Sejak itu ia memusatkan perhatiannya pada Akademi9a sebagai guru dan pengarang. Seorang filosof menulis ten tang dia szebai berikut : “plato pandai berbuat. Ia dapat belajar seperti solon dan mengajar seperti sokrates. Ia pandai mendidik pemuda yang ingin belajar dan dapat memikat hati dan perhatian sahabat-sahabat pada dirinya. Murid-muridnya begitu saying padanya seperti ia sayang kepada mereka. Dia itu bagi mereka adalah sahabat, guru dan penuntun”. Tatkala seorang muridnya merayakan pernikahannya, plato yang sudah berumur 80 tahun datang juga pada malam perjamuan itu. ia turut riang dan gembira setelah agak larut malam, ia mengundurkan diri kepada suatu sudut yang sepi dalam rumah itu. disana ia tertidur dan tidur untuk selama-lamanya dengan tiada bangkit lagi. Esok harinya seluruh Atena mengantarkannya ke kubur. Plato tidak pernah menikah dan tidak punya anak. Kemenakannya SPEUSIPPOS menggantikannya mengurus Akademia.

Pemikiran yang dicetuskan PLATO : Intisari dari pada filosofi plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamnya ten tang idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakan sebagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social dan mencakup pandangan agama. Plato memisahkan kenyataan yang kelihatan dalam alam yang lahir, dimana berlaku pandangan Herakleitos, dan alam pengertian yang abstrak dimana berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang yang pertama yang ada hanya kiraan. Sebab kalau semuanya mengalir dengan tidak berhenti-hentinya, tiap barang bagi tiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti yang terbayang dimukanya. Maka manusia menjadi ukuran dari segalanya, seperti dikatakan oleh protagoras. Tetapi pengetahuan dapat memberikan apa yang tetap adanya, yaitu idea. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Ia timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Pengertian yang dicari engan pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnay sudah ada, tinggal mencarinya saja. Pokok tinjauan filosofi plato ialah mencari pengetahuan ten tang pengetahuan. Ia bertolak dari ajaran gurunya sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi plato. Pengertian yang mengandung didalamnya pengetahuan dan budi, yang dicarinya bersama-sama dengan sokrates, pada hakekat dan asalnya berlainan sama sekali dari pemandangan. Sifatnya tidak diperoleh dari pengalaman. Pemandangan hanya alasan untuk menuju pengertian. Ia diperoleh atas usaha akal sendiri. Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Pendapat Parmenides tentang adanya yang satu kekal, dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran plato ialah pendapatnya ten tang suatu dunia yang tidak bertubuh. Filosofi grik sebelumnya dia tidak mengenal gambaran dunia dunia semacam itu. juga adanya dalam pikiran Parmenides, yang mengisi yang sepenuh-penuhnya, sehingga di sebelah adanya tidak ada lagi tempat yang kosong, masih merupakan sesuatu yang bertubuh.

Dunia yang bertubuh adalah dunia yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman. Dalam semua itu semuanya bergerak dan berubah senantiasa, tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian. Berhadapan engan itu terdapat dunia yang tidak bertubuh dari pada idea, yang lebih tinggi tingkatnya dan yang menjadi obyek dari pengetahuan pengertian apabila pengertian yang dituju itu memperoleh bentuknya yang tepat, ia tidak berubah-ubah lagi dan bertempat didalam dunia idea. Idea itulah yang melahirkan pengetahuan yang sebenarnya. Pada gambaran plato tentang dunia yang dua itu terdapat tingkat yang mempertalikan buah pikiran filosofi yang lama. Ajaran herakleitos ten tang semuanya mengalir dimana tak ada yang tak tetap dapat ditampung dalam dunia plato yang bertubuh. Dunia yang kelihatan berisikan badan-badan yang bertubuh. Dunia yang kelihatan berisikan badan-badan yang bertubuh, yang menjadi obyek pemandangan dan pengalaman yang berjenis rupa dan berubah senantiasa disebutnyadunia herakleitos yang selalu dalm kejadian. Disitu didapati terus-meneris timbul dan hilang dengan tidak ada yang tetap. Pikiran parmeides yang bersendi pada adanya satu dan tetap yang meniadakan yang kelihatan banyak dan berubah-ubah dapat ditempatkan dalam dunia plato yang tidak bertubuh, dunia idea. Dalam konsepsi plato dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh terpisah sama sekali. Ini kelanjutan daripada pendapatnya ten tang perbedaan antara pikiran dan pandangan. Pengetahuan dengan pengertian hanya mengenal dunia yang ada dan tidak menjadi. Pandangan dan pengalaman mengenal dunia yang selalu menjadi. Tetapi dunia yang bertubuh tidaklah semata-mata berdiri sendiri. Ada hubungannya dimana-mana dengan dunia yang tidak bertubuh, dunia idea, yang memberikan makna dan tujuan kepada dunia yang lahir.

Menurur plato pengertian yang sebanyak itu menunjukkan banyaknya jenis idea. Terhadap tiga pengertian yang bersangkutan dengan barang, sifat, hubungan, ada idea yang bertepatan. Tetapi seluruh dunia idea itu merupakan satu kesatuan yang didalamnya terdapat pertingkatan derajat. Idea yang tertinggi ialah idea kebaikan, sebagai Tuhan yang membentuk dunia. Plato menyamakannya dengan matahari yang menyinari semuanya. Idea kebaikan tidak saja sebab timblnya tujuan pengetahuan dalam dunia yang lahir, tetapi juga sebab tumbuh dan kembang segala-galanya. Idea kebaikan dalah pokok. Karena dunia idea tersusun menurut sistem teleology “suatu susunan yang teratur tepat menurut tujuan yang sudah tertentu. Karena sinar yang memancar dari idea kebaikan, semuanya tertarik padanya dank arena itu ia jadi sebab tujuan dari segala-galanya. Dalam dunia yang asal ia sebab dari adanya daripengetahuan. Tetapi sebab itu pada hakekatnya tidak lain dari pada tujuan”. Dalam sistem hirarki itu dibawah idea kebaikan berada jiwa dunia yang tidak bertubuh masukke dunia dan menggerakkannya. Kemudian idea keindahan yang rapat sekali hubungannya dengan idea yang tertinggi. Ia adalah suatu bentuk yang terutama daripada bayangan yang baik dalam dunia yang nyata. Cahaya dari yang indah itulah yang menjadikan jiwa tajub dan rindu hendak kembali ke dunia yang asal. Yang indah menjadi penghubung yang bekerja kuat antara dunia yang tidak kelihatan dan dunia yang lahir. Jiwa yang indah yang menjelma dalam perbuatan menyelenggarakan adab, seni, dan ilmu, pendidikan dan usaha politik, akhirnya naik ke atas dalam bentuk indah dan murni, ketempat asalnya dalam dunia yang tidak bertubuh. Demikianlah seterusnya tersusun idea berturut-turut dalam urutan yang diliputi oleh kesatuan. Dalam ajaran plato tentang idea ada satu kosepsi yang ganjil rupanya, tetapi tetap duduknya, jika ditinjau dari caranya berpikir. Antara dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkannya suatu daerah perpisahan yang netral. Daerah itu ialah daerah lukisan matematik : angka-angka dan bangunan ilmu ukur. Lukisan itu berbeda dengab dunia yang berubah-ubah dan sementara karena ia berlaku tetap untuk selama-lamanya. Sifatnya sama dengan idea. Ia berbeda dengan idea, karena bangunannya itu dapat dilihat dan berulang-ulang dilukiskan. Dalam hal ini ia serupa dengan barang-barang yang bertubuh. Lukisan matematik itu ada maknanya. Plato menggambarkan dengan itu suatu cara, bagaimana jiwa naik ke atas, dari dnia yang lahir kelihatan ke dunia idea. Yang tinggi-tinggi tidak dapat dicapai sekaligus dengan sekali lompat. Matematik adalah alat yang baik untuk meningkat berangsur-angsr dengan urutan yang tepat. Bimbingannya menuju dunia idea begitu baik menurut plato, sehingga diatas pintu masuk ke Akademia disuruhnya rekamkan kalimat : “orang yang tidak tahu matematik jangan masuk disini”.

Etik Plato : Pendapat plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seorang bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. dari pengetahuan yang sebenarnya yang dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadinya, menurut plato ada 2 macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari. Negara Ideal : Pandangan plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memandang kebelakang dari pada kemuka. Negara Grik di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih daripada dua atau tiga ribu jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni dan pejabat negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagai penduduk sebab tidak merdeka. Plato berpemdapat bahwa dalam tiap-tiap negara segala golongan dan segala orang-orang seorang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semua itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang menentukan nilai pembagian pekerjaan. Dalam negara yang ideal itu glongan pengusaha menghasilkan, tetapi tidak memerintah. Golongan penjaga melindungi, tetapi tidak memerintah. Golongan cerdik pandai, diberi makan dan dilindungi, dan mereka memerintah. Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masinggolongan, yaitu bijaksana, berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerjasama budi keempat bagi masyarakat, yaitu keadilan. Sumbangan bagi Perkembangan Logika : Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu sokrates masih hidup sampai tak lama sesudah ia meninggal. Buku-buku yang di tulisnya pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Dalam seluruh dialog itu plato berpegang pada pendirian gurunya sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat buah pikiran plato yang timbul kemudian yang menjadi corak filosofinya., yaitu ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya di masa itu ialah pembentukan pengertian dalam daerah etik. Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalm masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu plato tinggal sementar disitu. Dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan beberapa lainnya. Perkembangan pikiran plato keluar garis sokrates. Pada vajaran sokrates, yang mencari pengertian disambungkan pendapat filosofi sebelumnya terutama pendirian orfisisme dan Pythagoras. Dalam beberapa dialog tergambar pendapat plato ten tang hidup sebelum lahir ke dunia dan tentang jiwa yang hidup selama-lamanya. Disini terdapat permulaan pikirannya ke jurusan idea, yang kemudian menjadi pusat pandangan filosofinya. Ketiga, buah tangan yang disiapkannya di masa matangnya. Tulisannya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan, metafisika, fisika, psikologi, etik, politik, dan estetika. Terutama dalam Phaidros menjadi perkembangan pikiran yang terang. Berdasarkan pandangan agama yang terpengaruh oleh ajaran orfisme dan phytagoras, ia menggambarkan sifat dan nasib jiwa manusia. Dalam bukunya politea (republik) yang diciptakannya dari masa ke masa tergambar perkembangan filosofinya dari mencari penetapan ten tang pengertian sampai pad memahamkan keadaan dalam dunia yang lahir dari jurusan idea yang kekal. Keempat, buah tangan yang ditulis pada hari tuanay. Dialog-dialog yang dikarangnya pada masa itu sering disebut Theaitetos, Parmenides, Sophistos, Politicos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi. Tetapi ada ahli-ahli yang menyaksikan keaslian dari beberapa dialog itu. apakah dialog no.2,3,4 dan 5 dalam urutan ini benar-benar ditulis oleh plato?. Mungkin dialog-dialog itu dikarang oleh murid-muridnya berdasarkan uraian dan pelajaran yang diberikannya. Ada suatu perubahan yang nyata dalam uraiannya pada masa itu. idea, yang biasanya meliputi seluruhnya, terletak sedikit kebelakang. Kedudukan logika lebih terkemuka. Perhatian kepada keadaan yang lahir dan kejadian dalam sejarah bertambah besar. Untuk memahamkan isi Timaios seluruhnya orang harus mempunyai pengetahuan lebih dahulu ten tang ilmu-ilmu special, terutama ilmu alam dan ilmu kesehatan. Dengan uraian yang terbentang dalam dialog itu plato membawa pembacanya ke daerah kosmologi dan filosofi alam. Dialog itu menunjukkan bahwa plato bukan saja seorang filosof yang menguasai seluruh filosofi Grik sebelumnya, tetapi juga mempelajari berbagai ilmu special yang diketahui pada masanya. Dalam pikirannya semua itu tersusun kea rah satu tujuan.. Timaios boleh dikatakan suatu ajaran teologi tentang lahirnya dunia dan pemerintahan dunia. Paham plato ten tang pembentukan dunia ini berdasar pada pendapat Empedokles, bahwa ala mini tersusun dari empat anasir yang asal, yaitu api, udara, air, dan tanah. Tetapi ten tang proses pembangunan seterusnya berlanan pendapatnya. Menurut platop Tuhan sebagai pembangun alam menyusur anasir yang empat itu dalam berbagai bentuk menjadi satu kesatuan. Kedalam bentuk yang satu itu Tuhan memasaukjkan jiwa dunia yang akan menguasai dunia ini. Oleh karena itu pembangunan dunia sekaligus menentukan sikap hidup manusia dalam dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar