Senin, 07 Februari 2011

syair tetes air mata purnama gerhana

Syair Syair Tetes Air Mata Purnama Gerhana
PENGANTAR PENULIS
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada yang
Maha Esa. Karena kami telah di beri hidayah untuk bisa
menikmati rasanya dan peliknya mempelajari kahidupan.
Maka tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kedua
orang tua yang telah mencintai dan menyayangi kami
dengan tanpa ada batasnya. Dan juga teman-teman yanng
telah membantu menyelasaikan tulisan yanng tidak ada
harganya ini.
Semaoga saja tulisan ini yang hampir kami buang
bisa menjadi sumbangan dalam memaknai kehidupan.





SYAIR-SYAIR
TETES AIR MATA
PURNAMA GERHANA





SURAT PUTIH BUAT SANG SAUDARI
PERTAMA
Saudariku yang terhormat
Engkau nadi dalam kehidupan bangsa
Engkau jantung mahkota generasi
Engkau pertapaan benih kehidupan
Yang bisa melahirkan nafas jiwa merdeka
Saudariku yang terhormat
Engkau figura sangkar budaya
Engkau kaligrafi indah yang nyata
Engkau hakikat bunga bangsa
Sebagai tiang humanisasi baldatun toyyibah
Saudariku yang terhormat
Dogma norma akan terwujud makna
Jikalau wanita berbusana etika
Tidak menjadi purnama pingsan di gedung hedonisme
Yang mabuk dalam birahi alkohol cinta
Saudariku yang terhormat
Ketahuilah????????!!!!
Wanita bagai arak di meja hidangan
Jikalau dirimu tak hidup di istana kerajaan
Dirimu akan jadi santapan jalanan
Saudariku ??????..!!!!
Paksakan hidup di dunia bertuhan
Jadikan agama mahkota kewibawaan
Ciptakan di setiap loangkah terbatamu
Surga kesejahteraan dan perdamayan
Saudariku????!!!
Sadarlah kodratmu sebagai perhiasan di atas dunia
Ciptakan darah cintamu
Dalam nadi imadul bilad





Gubahlah kidung detak jantungmu
Sebagi karang dermaga imaduddin
Niscaya hadir di halaman bumi ini
Siti Hawa bangsa
Niscaya akan hadir wanita bangsa
Menjelma sebagai Khatijah
Pewaris sejarah wanita Ummul Mu??minin
Niscaya akan terlahir dari Maryam yang kedua
Yang ku harap pada engkaulah saudariku
Dari semidi pertapaan surgamu
Uswah pembaharu
Dengan bendera Rohmatal Lil Alamin
Demi sangkar budaya zaman
KEDUA
Seluas langit lepaskan gelisah
Pada mutiara yang terindah diangkasa
Jauh jarak bukan alasan tak mengspainya
Sadari setiap diri adalah bara api
Jangan di tunggu berkobar hangatkan diri
Karena jatidiri sendirilah semua yang nyata
Buanglah senyum sejauh kandasnya hedonesme
Kala diri mesti mencipta kosong penuh makna
Tuk dapati memetik bunga di pagi hari
Sebagai buah inteligensi piala termahal
Yang takkan pernah bisa dibeli
Sadari diri tuhan maha pengasih
Kenikmatan yang dijalani bukanlah mimpi
Hamparan bumi tercipta bukan alas kaki
Tapi melangkahlah dalam emosi membuka wacana
Jadi ambillah cermin hidup





Dan warnailah sejauh daya melepas lelah
Mengkayuh asa mencari suratan tuhan di atas alam
Jangan pernah berhenti merasa bosan berkeringat
Berkeraslah menjadi karang dermaga diri
Bayangkan diri menjadi pasak dunia
Dimana sendi budaya seakan kaligrafi hidup
Sebab alam tidak melahirkan keindahan tersendiri
Bila adanya seakan tiada tak dimiliki
Kekosongan hati dan fikiran hanya terisi nisbi
Yakinlah bukan semua itu yang mesti dicari
Dunia ini bukan kertas warna-warni
Bumi hati adalah ladang yang rindang
Jadikanlah surga dalam raga terpenjara
Karena yang halus dalam genggaman
Yang indah dalam pandangan
Entahlah harta, tahta dan wanita
Itu semua hanya mahkota dan piala di dunia
Sebab bukan kecantikan, harta dan tahta
Wajah merdeka kemulyaan raga jiwa
Karena usia pasti tinggalkan kaligrafi mati
Pada titik koma alam yang bukan istana kecantikan
Suara ini tersurat hanya semata tidak rela
Melihat jiwa tak punya raga
Melihat potret manusia dengan mata telanjang hati
kosong
Bila pendidikan hanya jadi pelabuhan usia
Agamapun seakan bandara pengasingan iman
Karena pemikiran hanya untuk alam
Hukum tuhan hanya jadi idealisme.





CIPTA KAMI DALAM KATA
Tuhan ????
Demi dunia kami yang sempit
Izinkan kami menjadi predator alam
Izinkan lidah kami jadi berbisa
Kami tak kuasa mencari akomodasi kehidupan
Irodah rasa dan egois seakan memijak takdir-Mu
Hamba-Mu
Menjadi gembala rasio ideologi sabda-Mu
Untuk kami berkelana
Menjadi denyut saraf bumi ini
Demi kami membuka satir rahasia firman-Mu
Yang tersurat sebagai hukun bumi
Tuhan????
Lahirkan kami dalam kata
Atas rasa iri dan benci kami
Pada pecundang dan pelacur bahasa
Biarkan kami jadi arang
Izinkan meleleh jadi tinta-Mu
Takdirkan kami jadi kata
Niscaya terlukis kaligrafi kalimat-Mu
Dalam perut majalah dan Koran
Yang seakan diberhalakan zaman
Tuhan????
Hanya ini pinta kami
Sebab kami hanya komodo alam
Yang tak mungkin bisa menginjak istana jabatan
Terpencil hidup kami
Hanya mampu menata halaman hati





NAHKODA NEGERI
Konon
Kemarin
Hari esok
Masa yang akan datang
Adalah sekarang
Dimana kita dan kapan milik kita
Alam cukup bijak menegur kehidupan
Dalam lemah diri bersaksi pada kuasa Ilahi
Air tuhan bagitu cepat menelan kehidupan
Di bumi alam serambi Mekkah
Ribuan nyawa tak sedetik sempat berair mata
Sehingga pantas kita bertanya
Apa yang salah dengan manusia
Di perut alam yang indah sejahtera
Kehidupan adalah denyut dan nadi jiwa yang satu
Di bawah lentera rembulan dan matahari
Untuk manusia mencari yang hakiki
Mereboisasi ke jalan Ilahi
Di atas hamparan sejadah bumi ini
Hendaklah sujud menjadi essensi pengabdian diri
Sebagai poros alam dan pasak bumi
Sebab manusia
Adalah khalifah bumi
Mahkota dan nahkoda negeri
Disini hanya ada satu jawaban untuk kita
Cerminkan uswah ujudkan amanah
Sebagai suratan tuhan
Manusia terlahir di atas dunia
Di detik ini palingkan wajah
Menoleh pada bumi jogja





Sebata langkah
Marilah kita amati dada bumi Sidoarjo
Yang hari ini berdarah
Terpercik diseluruh jiwa pancasila
Ada apa dengan ini semua
Kita hanya bisa diam
Mungkin hanya bisa menjawab dengan hati risau
Sebab Takkan ada kerusakan
Tanpa kita membuat kerusakan
Takkan ada dendam alam
Kala kita arif dalam memenfaatkan
Takkan ada kemarahan bumi
Kala manusia melestarikan alam
Sebagai amanah
Normatif alam dan hukum tuhan





RAHASIA WANITA
Apapun yang digubah bunga
Dia hanya mekar demi musimnya
Sekalipun harus gugur
Sekalipun harus kering
Hanya mampu menyempan biji dalam kematiannya
Sebagai sisa buah masa subur madunya
Sebagai tanda tangkai hidupnya
Dia jalani hidup
Untuk di pilih dan di lindungi
Sekalipun kadang di sayat kumbang kelana
Demikianlah sepintas hikayah tentang putri bunga
Dalam angan sikap lemah lembut jiwa wanita
Hanya harumnya yang dapat di tawarkan
Bertebaran disepanjang ruang memandang
Menghias jalan disetiap ratapan
Dalam tariannya mengundang kemabukan
Sungguh engkau diciptakan lembut
Sehalus udara menyesir lelah dan tak berdaya
Wanita ??.
Ketahuilah rahasia masa
Bersama darahmu akan tumbuh benih generasi
Dalam etikamu ada simbol budaya
Tegak dan hancurnya bumi bangsa
Tergantung wanita menjadi tiang bendera bangsa
Apabila wanita tak mampu memijak telapak kaki surga
Tak akan lahir putra yang berwibawa
Apabila wanita liar bebas berbudaya
Tersedia liang kehancuran dalam lapar mulut buaya
Yang tak segan menyeret zaman menelan moral
Wanita??.





Tolong dengar suara putih kami
Kami bukan topan yang dapat menyapu kotoran bumi
Kami bukan hujan yang dapat sucikan wajah alam
Tapi tolong dengarlah saudariku
Marilah sejenak merenung saksikan kebesaran tuhan
Marilah sejenak berfikir dengarlah peringatan tuhan
Telah tanpak di mata kita kehancuran bencana alam
Yakinlah semua ini
Teguran bagi manusia memperbaiki peradaban





RISALAH PENGEMBARA
Perjalanan menempuh masa
Panjang berakar pada bara semangat
Terang dan cemerlang di hari esok
Kepercayaan seakan hanya bersandar
Pada keyakinan rasa bertuhan
Apapun sengsaranya jatuh bangun
Memperjuangkan kebenaran rasa
Hanya akan terjawab dengan keteguhan
Dan keputus asaan
Sebab kegagalan yang paling besar
Adalah hancurnya mental perasaan
Yang menjadi pengingkaran mengakui sejatinya jatidiri
Mengangkat diripun menjadi tuhan diri tak kuasa
Bahkan takkan pernah mampu
Mengangkat diri menjadi piala di atas dunia
Di tengah pengembaraan ini
Kegigihan pioner untuk menegakkan ideologi
Tidak lain adalah proses inovasi
Perspektif pemikiran yang takkan mutlak dilegalkan
Dari zaman lahirnya nafas perdana di dunia
Jadi kenapa keyakinan di zaman ini
Menjadi serpihan yang tidak berbatang
Dalam kesatuan dan keutuhan
Seakan manusia ateis
Menjadi binatang agama yang paling kejam





BIDADARI MALAM
Gejora bintang dilangit kalbu
Menata sensual senyum perawan
Malam larut merangkai sepi tak berarti
Dirimu menjelma dibalik rembulan suram
Menutup gemerlap bintang-bintang
Keringkan air mata seketika
Membekukan darah cinta
Meracun raga jiwa
Tinggallah disini menulusuri malammu yang kelam
Linglung terasa ditengah samudra cinta tak berarah
Kau gugurkan istana surga cinta
Lalu kau tinggalkan semua ini
Bagai pulau tertimbun debu-debu masa
Disini diriku buih
Bersama suara alam
Tak mampu ku ceritakan
Pada gelap malam mencekam kesunyian
Menghukum bingung di tengah gelombang diri
Hanya ku dapati
Sisa musik samudra
Terendap di tembok dermaga hati.





USANG
Sekencang angin terasa hidup ingin berhembus
Sehangat mentari terasa semangat ingin berkobar
Secepat petir terasa derita ingin sirna
Tapi diri ini hanya ranting yang diam
Di tengah gelombang sunyi
Luluh rapuh bersama badai dan topan
Kering bersama kemarau
Benalu nasib bagai ekologi vakum
Asa menunggu masa
Menanti usia kandas di pantai bahagia
Dimanakah kini hati yang berempati
Menyaksikan hamba jelata dan papa terluka
Mendayung miskinnya hidup
Gelombang materi dunia tiada punya
Hanya kekayaan rasa bertuhan
Dalam gubuk hati telaga jantung hati
Sebagai pulau tempat segala rasa
Daya dan upaya terpendam
Yang mampu melahirkan kalimat terucap
Dalam gemetarnya lidah tanpa daya
Terima kasih tuhan
Hamba memetik belas kasih-Mu





YANG HAKIKI
Bila kau renungi alam
Kaulah alam yang nyata
Bila kau renungi tuhan
Hatimu jua pelita jalan
Bila kau jalani malam suram
Pada dirimu pelita terang
Bila kau hati yang gersang
Pada indramu jalan melunakkan
Bila kau ciptakan harapan
Kejar dalam dirimu bayangan
Fikirkan dan bertanyalah??????..
Sepanjang dirimu belum menjadi piala
Mengembaralah dalam dunia fikri
Sebelum dirimu belum menjadi pengacara
Di depan putramu
Dan putra anak-anak bangsa
Karena semua ini yang akan jadi nyata
Walau kedatangannya takkan pernah di pinta
Tapi itulah realita yang nyata





ASA
Tuhan??
Kami yang menghitung hari terasa panjang
Kami yang mendiami malam terasa suram
Kami yang tak bisa menikmati
Bertaburan kilauan bintang
Dalamdunia kami seakan alammu sempit
Seakan kami tidak pernah bertemu purnama rembulan
Mentari terasa membakar kerongkongan gersang
Perjalanan terasa semakian jauh asingkan tujuan
Kami terus melangkah bersama sepi
Seakan teriring musik sunyi bernyanyi
Asa terasa lapuk kandas di batas berjuta rasa
Sengsara
Tersiksa
Terpapa
Semuanya terpenjara di gubuk jiwa
Tuhan
Ijabahkan pinta hambamu yang lemah
Karuniai hidup sederhana sangkar jiwa sempurna
Kami hanya ingin menikmati
Bagaimana hidup menjadi indah
Seindah alam yang Engkau cipta
Seindah dataran bumi yang Engkau tata
Seindah musik hempas laut yang Engkau dentingkan
Tak henti menjadi debur sura jiwa kami
Tuhan
Seluas cakrawala langit-Mu
Ingin kami lukis dengan kalimat doa
Yang mengucurkan gerimis air mata
Demi hanya ingin kami
Menjadi hamba-Mu yang suci.





RASULULLAH
Perjalanan malam larut dalam aku
Seboyan membeku bersama kebisuan
Berat terasa mengeja memanggil memuji nama-Mu
Bagai terlepas seluruh kekuasaan
Melekatnya tubuh di raga tersisa ujud-Mu
Yang berat manata dunia hidup
Di antatara yang dapat aku menyentuh
Lentera pijar-Mu terang mengiring dzikir
Aku rindu merajud legenda dalam sejarah-Mu
Entahlah janji kebangkitan
Mesti sedetik dalam naungan-Mu
Rinduku hanya dapat ku tuangkan
Dalam kalimat tak henti menyebut nama-Mu
Karena hanya dinding hati menjadi milikku
Mengalir bersama hidayah mu??jizat-Mu
Tiadalah yang pantas di petik dalam kuasaku
Aku hanya hidup sebatas yakin dan percaya
Senyum-Mu suci menjadi lentera bumi langit
Di utus-Mu kealam dunia menjadi rahmat sempurna
Rasulullah
Engkau menjadi rahmat bagi seluruh ummat
Engkau menjadi permata yang abadi sepanjang abad
Rasulullah
Jangan tinggalkan kami
Di tengah makhluk bertuhan budaya
Di zaman ini
Ketika manusia instant menjadi dewa
Seakan menjadi berhala minta di sembah





PENCARIAN
Jalan terpanjang
Perhiasan terindah
Puncak kebahagiaan tertinggi
Bagai bendera di ujung piramida cinta
Aku asing dari itu semua
Roh cinta hanya bisa jadi hebusan nafas
Hadirku seakan usang
Paksakan menjemput hidayah tuhan
Sebab aku
Bukan emas dan intan perhiasan
Takkan pernah seindah bahasa
Takkan pernah selembut sutra
Takkan pernah sejernih air
Ku tak punya pakaian kasih sayang
Hanya jiwa bertuhan
Yang ingin jadi piala kehidupan
Karena aku hampa lahir di atas dunia
Terasing yatim yang takku tahu
Tak punya ayah
Tak punya keluarga
Tak punya masyarakat
Tak punya pemimpin agama
Tak punya pemimpin bangsa
Tak punya pemimpin Negara
Yang ku tahu mereka perusak dunia
Mereka penghianat kemiskinan
Mereka penghianat bangsa
Karena mereka tak pernah punya cinta
Sehingga pencarian hidup damai sejahtera
Tak kunjung menjadi wacana dewasa





Walau setiap jiwa terlindung M erdeka
Dalam catatan jiwa Pancasila





SUARA PENSIL
Di ujung pisau pena tumpul
Menari terangkai sinopsis di kertas masa
Ada senyum menyendir kita
Ada derita mengajari memetik makna
Ada tanya tentang kehidupan
Ada Tanya tentang zaman
Idealnya pemikiran sepertia apa
Idealnya seniman
Merangkai keindahan penderiataan kesenangan
Seperti instant apa
Rekradasi budaya hadir di mata kita
Seakan tak ada kehadiran
Hasil cipta, rasa, dan karsa
Simpati sekarang berorentasi pada keunggulan apa
Bila intelek tercermin produk dusta dalam bahasa
Empati sekarang mengedepankan nilai apa
Apabila moral dalam normatif hidup
Tidak pernah di lestarikan
Dalam mental pribadi berbudaya
Sadarlah kita tidak hidup di alam binatang
Yang hanya komersil
Demi nafsu karier dan propesi
Setiap nafas punya harga diri
Tapi uang bukan mutlak jaminan kehidupan
Spirit mental sosial adalah tunas kemanusiaan
Mencipta rasa nyaman dan aman
Menuju kesejahteraan milik kita
Jangan pernah mengukur kehendak
Pada masyarakat yang tersampahkan pengetahuan
Memang homogen asas pancasila kita





Tapi bukan untuk wajah seni dan budaya
Untuk membalik mata heterogen zaman modern
Masih ingtkah kita
Tahun 70an bangsa ini bertikai
Demi hidup rukun dalam perbedaan agama
Kenapa sekarang
Hanya demi kepentingan
Porforment seni, karier dan profesi
Hingga angkuh merubah kaligrafi budaya
Kami tak rela
Walau suara kami hanya terdengar
Dalam ceceran air mata pensil
Bila dinamisnya seni
Hanya hadir
Sebagai wahana komersialisasi
Dalam dekorasi artistik seni
Sebab semua ini
Meracuni simpati dan empati
Nilai uang menjadi substansi
Tapi ini bukan untuk pembanggunan
Bahkan membangun kebersamaan
Justru kehidupan personal dan individual
Melahirkan budaya kehidupan
Demi kpentingan kapitalisme
Manusia bermodal
Menjadi raja meraih kemenangan





MEMETIK
HAPPY NEW YEAR
2007
Habitat kehidupan di atas dunia
Laksana kertas dalam epilog cerita
Alam tertata dengan musim
Tahun tertata dengan abad
Usia terbata dengan kalender masa
Menjadi rangkuman legenda 2007
Dalam hitungan jari dan langkah kaki
Hari ini
Di detik mentari pulang ke ufuk mangribi
Suara malam sudah tergenggam
Tuk menjadi cerita yang baru
Mentari berganti ribuan sinar lampu
Ribuan jiwa melata
Bagai ingin memetik bunga surga
Akupun sayu menyaksikan keramayan kota
Bizing dengan ribuan sura mesin dan hanphond berdering
Seakan roda-roda masa di putar untuk melepas lelah
Legenda mesti menjadi milik hari yang lusa
Ribuan jiwa berdensa menyambut gemerlap malam
HAPPY NEW YEAR
Yang akan kembali di miliki
Semoga saja seiring sinar perdana mentari
Menjadi happy new year hati
Walau salam kita telah terucap
Pada hari kemarin yang telah lusa
Tapi bukan berarti
Membuang cerita ketengah lautan lepas
Untuk menutup mata sejarah hidup





Paqda romantika dan sengsara
Pada kaligrafi bahasa cinta
Kala legenda hidup pernah gila
Pada harta, tahta dan wanita
Biarkan semuanya menjadi milik hari yang lusa
Tapi milikilah happy new year hari ini
Dalam mata hati simpati dan empati
Pelajari diri memetik makna tahun baru
Karena cantikmu
Karena tampanmu
Karena menawanmu
Bahkan sempurnamu
Akan lapuk disetiap roda gigi masa
Tapi hidup bukan tumbal
Yang harus diperkosa zaman
Saudara dan saudariku tercinta
Marilah kita bertahun baru yang nyata
Yang bukan tahun baru dalam bahasa
Yang bukan tahun baru lipstik
Yang bukan tahun baru keramayan hampa
Sebab kami benci hedonesme
Sebab kami benci komersialisme
Sebab kami benci melankolisme
Karena mereka salah dan buta bertahun baru
Sehingga reboisasi hati tak pernah tercipta
Reboisasi mental tak pernah membudaya
Apatis dan egois jadi sangkar norma
Aku bukan milikmu tahun baru
Kala aku tak dapat memperbaharui diri
Kala aku tak dapat menyaksikan pembaharuan sejati
Sebab lebih banyak terasa dialami
??Kematian??





Yang kita tak sadar
Menjalani masa dan waktu
Tak ada kata lusa untuk yang kemarin
Tak asa panjang untuk hari esok
Hakekat kemenangan hanya sedetik
Bila ketergantungan tak ada dimiliki
Karena masa takkan pernah berjanji buat kita
Dengan harta akan jadi permata dunia
Dengan keindahan akan jadi perhiasan alam
Dengan kecukupan akan jadi kesaempurnaan
Kala hati tak mendapat ketentraman
Yang mampu melatih kemandirian diri
Dalam spirit kecerdasan emosi
Maka dengan tahun baru ini
Dengarlah sejatinya suara hati
Kala cita-cita masih membara api
Membangun utopia negeri sentosa sejati
Inilah yang ingin kami untaikan
Sebagai terapi mental hati
Selamat tahun baru





PERJALANAN HAMPA
Kekasihku
Tak mungkin lagi
Ku panggil engkau dengan suara cinta
Meski namamu telah terpahat dalam hati
Terkunci dalam peti memori jiwa
Karena lentera cinta
Hari ini bagai mentari pulang keufuk mangribi
Hadirmu tinggal bayangan
Dalam setengah perjalanan
Menggapai kota hatimu yang damai
Sepi ku rasakan
Hampa terasa tanpa suaramu terdengar
Perjalananku terhenti
Tanpa bunga senyummu
Terasa berat ku membawa diri
Teramat jauh terasa perjalanan
Tak terasa gerimis air mata
Menenggelamkan hati
Setelah kudapati perjalanan hampa
Legenda cinta yang kering
Lapuk terhenpas masa
Maafkan aku kekasihku





UTOPIA
Kala hari ini kata menjadi bahasa
Tanah menjadi bata
Batu menjadi cermin dan permata
Tanpak semuanya megah dan indah
Katakan semuanya karya manusia
Lantas apa yang tak penuh perhiasan
Semuanya pasti punya rotasi dan reputasi
Harapan
Keinginan
Kesederajatan dan perdamaian
Telah dewasa dalam usia pancasila
Dari belajar berjalan hingga bisa terbang
Menjadi garuda diatas bumi pertiwi ini
Kami anak bangsa
Berikan kami cerita norma
Berikan kami cerita sosial
Berikan kami kitab undang-undang
Kami tak butuh derama
Dalam memperebutkan kekuasaan
Jangan buat merah putih kami tersobek
Walau mesti lelah mengibarkan nama bangsa
Sebab kami tak rela
Peluru melukai pahlawan
Masih berdarah dihati kita
Karena uforia mental jiwa
Hentikan menjadi tuhan dalam jabatan
Hentikan menjadi teroris dalam kata
Hentikan system anarki dan oligarki
Untuk utopia bangsa yang nyata
Reboisasi wacana intelektual





Reboisasi mental pahlawan yang hilang
Reboisasi budaya peradaban
Masih mungkin bangsa ini ditunggu zaman
Menjadi bangsa yang bermoral
Yang punya pengadilan dan keadilan
Yang punya solidaritas bukan popularitas
Sehingga kita bisa saling merangkul
Menjadi kesatuan lidi bangsa
Yang siap bersihkan kotoran bangsa
Menuju negeri yang sejahte





TERKUCILKAN
Kemarin ramai
Bising bagai suara pasar
Disana tawarkan opini
Disini ideologi
Berbisik masalah silam
Kesenjangan orde lama dan orde baru
Hari ini.....
Engkau semua jadi saksi
Reformamasi yang pernah dikibarkan sang Merah putih
Hari ini melahirkan massa tak berujung
Rakyat terlalu asyik disanjung
Dalam mimpi janji sentosa dan sejahtera
Wajarlah Indonesia dalam watak budaya
Berorganisasi demi perut kenyang
Dengan gizi koropsi dan kolosi
Hukum mengasingkan rakyat bangsa
Mendapat hak asasi derajat manusia
Sebab........
Kekayaan alam menganak tirikan kita
Yang berhak menikmati
Pahit manisnya membangun bangsa sejahtera
Tapi.........
Hari ini kami hanya kuasa menyaksikan
Menjadi penonton kejamnya pengasingan
Di bimi pancasila ini
Ditubuh dan di dada sayap pancasila
Janji kita hangus dibibir sumpah pemuda
Menyesakan keadilan di atas kertas
Yang hanya sesak dengan tulisan
Kami sadar





Penguasa tidak harus menjadi tuhan
Yang merubah patriotis
Menjadi cinta anarkis ideologi anak bangsa
Yang mesti jadi catatan sejarah
Hentikan dan hentikan
Walau hanya dengan suara yang lemah ini
Bila kebencian masih ternoda di dada Pancasila
Cepat bersihkan birokrasi pemerintah
Ekologi sejarah masih terbentang buat Cemerlang
Angsalkan arahkan generasi
Yang punya cakar garuda ditangannya
Dan berparuh baja dilidahnya
Bersayap wawasan dan pengetahuan
Dalam cinta dan cita-cita menbangun bangsa
Tolong hentikan
Jangan teruskan menjadi api kontradiksi
Jika bangsa ini masih berdenyu
Di jantung pancasila yang suci





KARENAMU
Atas nama cinta
Satu pijar terang di jauh harapan
Ku coba untuk menjangkau
Ku kirim baris-baris delegasi suara kata
Namun mati satu-persatu tampa diketahui
Kepunahan mesti gersangkan rasa
Baru ku mengerti
Yang selamat
Mereka yang pura-pura bisu,dungu,.buta dan tuli
Melawan tak kuasa karena tirani
Ketika egois dan apatis jadi kebanggaan
Yang gegabah karena tidak pernah Memikirkan
Kehadiran bermakna dan berguna kehidupan
Di mata sahabat dan persaudaraan
Karenamu
Ku bertanya diri di terang bumu ini
Untuk ku dapati kekurangan diri
Belajar pada pengalaman
Belajar pada pengetahuan
Belajar pada alam
Bahkan pada kegagalan
Aku hanya dapati rasa bertuhan
Ingin ku mengerti
Panasnya mentari dan api
Dinginnya salju dan sunyi
Untuk ku pahat dalam hati
Walau genggaman
Harus mengepal jantung berdarah
Karemu
Ku mengerti teka-teki dunia





Kecewa,terluka,menderita dan sengsara
Tidak jauh dari sisi hidup yang nyata
Hedonesme bukan milik kita yang abadi
Karenamu
Aku mengerti seribu puisi
Tentang awan, hujan,mendung,petir
Bahkan mentari,rembulan dan bintang-bintang
Itu semua tinggi di langit sana
Biarlah yang jatuh itu
Hitam,putih, manis-pahit, jelek dan indah
Akan ku petik hikmah yang bermakna
Barang kali disini ada yang sempurna
Selamat jalan saudariku
Yakinlah hidup ini petualang kehidupan
Akan ku jabat dalam silaturrahmi fikri
Sebagai saudara kehidupan hakiki





PINTA DI DO'A UNTUK SANG BUNDA
Saksikan wahai alam
Seorang putra yang hanya punya air mata
Demi membalas uluran kasih cinta bunda
Merajut do'a memohon ampunannya
Hari ini kami jauh dari haribaan ratapannya
Bunda telah anugrahkan mahkota karisma
Mengiring kelahiran sang putra diatas persada Dunia
Jerit tangis perdananya ogsigen terhempas di Nafas
Adalah senyum bunda yang tiada terpeta Harga
Yang takkan mampu kami balas membayar Jasanya
Bunda...!
Detik ini semoga engkau bahagia
Teriring lindungan tuhan yang maha pemurah
Kami disisni, di petualangan ini
Terasa masih basah dalam lembut senyummu
Pesan kalimatmu masih terang
Untuk kami menyongnsong esok hari lebih Berarti
Ya....... Tuhan....!
Kabulkan harap seperti janji firmanmu
"qun" ridailah terpancar dalam hidayahmu
Setiap kalimat do'a yang terucap di bibir Hambamu
Jadikanlah kehidupan ini seperti rembulan
Yang mampu menyerap sinar mentari terang
Jadikanlah hidup hamba piala keagungan
Sebagai hadiah gigihnya seorang ibu
Tiada yang ingin di pinta lebih dalam kodrat
Hambamuini
Hanya tersirat ingin mengembalikan senyum Sang ibu
Bila putra dan harta adalah perhiasan dunia





Jadikan hidup kami keindahan
Yang mampu mengundang riangnya senyum
Inilah pinta dalam dinginnya air mata
Aku ingin kembali pada fitrah sucinya balita
Setelah waktu mengizinkan pulang ke tanah Daerah
Disanalah banyak senyum yang ku petik
Di sanalah banyak kalimat yang terangkai
Aku ingin kembali berdayung bersamanya
Dalam matang harap panjangnya
Ketika ku mampu menjadi merahnya delima
Yang dapat ku tanamkan rasa manis di bibir Senyumnya
Untukmu bapak ibuku
Untukmu keluarga nafas hidupku
Untukmu masyarakat dan sahabatku
Untukmu bangsa dan tanah airku.





SECEPAT BUNGA MEKAR
Aura cinta tergenggam erat dalam hati
Irama intonasi jiwa teriring tidurnya malam
Diskripsi hadir menerka cantiknya bayangan
Panjang dirasa kemarau musim
Bunga yang tertancap dikebun harapan mimpi
Gugur kuyup ditangkai separuh hati
Pepohonan bunga di layar selendang bidadari
Lapuk dalam gelombang air mata
Tak sempat rangkaian bunga menjadi hadiah
Untuk kumbang dan kupu-kupu menyemai Kembang
cinta
Waktu tak sempat mengejar mentari
Sinar cahaya merubah wajah alam
Sementara hidup ini jauh dari lampu kota
Tak sempat nikmati cantiknya jakarta
Yang hari ini telah banjir ekstase birahi dosa
Di senyum bibir basah dusta
Tak dikenal lagi bunga bangsa di wajah Wanita
Purnama gerhana terbungkus budaya
Terkelupas karisma remaja
Secepat mekar gugurnya bunga
Inilah sepintas lukisan masa
Bumipun bergoncang sedahsyat tarian wanita





BUMIKU YANG TERNODA
Oase mengalir dari tubuhmu bumiku yang agung
Izinkan aku berjalan meneluri luka di dadamu
Aku mendengar jerit tangis suara jantungmu
Aku mengerti murkamu yang panjang tertahan
Dibalik rahasia wajah bumi aceh dihari Kemarin yang
silam
Kau telan kehidupan dalam sedetik arus gelombang
Bumiku yang agung tersenyumlah
Tetes luka darahmu
Telah bertemu dalam muara air mata
Aku membaca wajahmu ternoda
Akan haramnnya pohon ganja
Aku mengerti kau kecewa
Semuamu terbantai tangan-tangan jahil
Kegoncanganmu laksana magis tarian wanita
Bumiku yang agung sadarkanlah mereka
Murkamu bukan azab di atas dunia
Tapi ujian dan peringatan bagi manusia
Bawalah mereka menyaksikan wajahmu yang sentosa
Bimbinglah mereka di jalanmu mencipta alam Yang
indah
Bumiku sempurnalah dalam rotasimu
Dengan hormat ku berdiri didadamu
Sampai ku kembali kau menjadi rumahku*
*Di petik dari puisinya Safari Nurzaman.





BIZING DUSTA DALAM BAHASA
Jakarta induk ibu bahasa tertua
Sumpah pemuda menyematkan di dada Pancasila
Sabang sampai merauke satu bangsa Indonesia
Bernaung dalam asas damai sejahtera sang Garuda
Kami hari mencoba
Berteriak dalam kelana mencari perwakilan kita
Dari generasi putra-putri bangsa yang merdeka
Telah cukup gombalnya bahasa meracun Bangsa
Heterogen, plural,modern
Lantanng bergaung reformasi
Bersuara dalam topeng HAM
Hukumpun hanya bersuara dalam teks
Tenggelam dalam kematian konteks
Dan bangkit dalam kehancuran cermin yang suram
Budaya berwajah dalam artistik modern
Demokrasi merapuhkan patriot nasionalis Bangsa
Jati diri bangsa hidup dalam komersil materi semata
Merdekanya indonesia ini hanya tercatat di Nisan
pahlawan
Kami laksana terasingkan
Melihat potensi, materi,kekayaan negri
Tapi kemiskinan tak terdeteksi
Memicu pertikaian tiap hari
Penguasa, pengusaha, konglomerat di sumbu Rotasi
bangsa
Tak pernah santun berhati jujur seindah Bahasa
Kearah membangun dan mensejahterakan Warga negara





MAHASISWA UNTUK SIAPA
Bila hari ini ada pendidikan
Belum tentu demi kesejahteraan
Reboisasi rasa aman dan damai
Tentunya karena reputasi alam ekologi zaman
Bahkan jika sekarang bergema norma agama
Belum tentu terjadi di tiap"diri" bernama Kehidupan
Mereka-mereka kadang hanya merebut Simbolik
Nama tuhan dalam ateis suara hatinya
Lalu pendidikan mahasiswa untuk siapa dibina
Bila harga dunia lebih abadi di mata kita
Jawablah dalam diri
Kenang eratlah dalam nurani
Seharusnya telah disadari
Maha yang telah disematkan diatas dada kiri
Almamater menjadi pakaian perdana
Mengantar keruang sarjana
Tapi mahasiswa bukanlah yang hanya semata Mengejar
wisuda
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa di Siklus dunia
Akan sangat tergantung pendidikan Berwacana
merubahnya
Mahasiswa punya separuh suara warga Bangsa
Arahkan pemerintah....!
Bila bangsa punya cita-cita
Masa depan terbuka cerah menjadi negri adidaya





Satu solusi kita
Satukan dan sadarkan mahasiswa
Sebagai pengganti estafet roda bangsa
Buanglah sifat kedektatoran
Pesan kami penghayal masa depan





SUARA RAKYAT
Pejabat
Tolong dengar sengsara suara kami
Bosan telah terasa kami menanti
Sumpah bersatu untuk kita nikmati
Negeri sejahtera makmurkan bumi bangsa
Katanya kita bebas merdeka
Entah kenapa rakyat sengsara
Makmur tanah air jadi gersang
Rakyat laksana hidup di negri asing
Tiap waktu bertikai
Di saat kursi menjadi rebutan
Pejabat
Kapan kau kasihan
Pada kami yang miskin wawasan
Untuk merubah nasib hidup berpetualang
Melepaskan jerat warisan metos kakek moyang
Mengucurkan keringat demi untuk makan
Pejabat
Tolong jangan di teruskan
Birokrasi sibuk merebut jabatan
Kami terlantar
Rakyat liar penuh dendam
Bila kau masih rakus berhati binatang





PERANTAUAN MENUJU CINTA TUHAN
Rotasi alam dalam detik waktu
Telah mengantar usia pada titik dewasa
Dunia hidup dalam kesukaan menikmati rasa
Tak lagi terkemas dalam tangisan
Untuk mengundang empati perasaan iba
Ketika....!
Kehidupan mengenal pada keindahan
Menjadi tanggung jawab realita perasaan
Emosinal nurani jiwa
Untuk memilih jembatan hidup
Dalam mengalirnya perasaan hati
Yang penuh dengan gerimis air mata
Menelan pahitnya derita.
Perantauan bagai menanam harapan
Pada kegersangan ladang-ladang bumi cinta
Bila ikhlasnya benih cinta tumbuh suci tidak Terpelihara
Menjadi liar di ruang hampa
Tiada pernah temui musafir kelana lunakkan Pesimis
jiwa
Mennyambung perdamaian kontroversi Persengketaan
suara hati.
Perjalanan hidup menelusuri gembala Perasaan
Penuh tanda tanya dalan realita wujud Keindahan
Yang telah tersabdakan di atas alam
Kenapa kebahagiaan selalu menawarkan Kegersangan
dalam mencapainya
Dan kecantikan menghias kehidupan tiada Pernah luluh
Dan runtuh menempuh kematiannya di atas
Kesempurnaan
Sebagai makhluk tuhan





Yang terus menjadi sengketa
Dalam gundah realita usang batiniyah
Merebut tegaknnya pendirian kehidupan
Nurani melunakkan nafsu
Dan di kendallikannya
Dan atau nafsu mengemudikan arah emosinal
Menjadi penentu tujuan dayung hidupnya
Sejarah cinta menjadi legenda
Yang tiada akan pernah mati
Karna telah menjadi lambang yang tercermin Kesucian
ikhlasnya tujuan
Menulusuri pulau kegersangan di ladang cinta
Adalah fakkumnya perantauan jiwa
Menuju kehampaan yang di sisakan
Luluh terpautnya harapan
Yang terpahat pada keindahan tarian Lembutnya
Lambayan tubuh cinta
Dari buah rasa perasaan
Yang mekar dalam mimpi ilusi
Dapat dipetik putik benang sarinya
Yang mampu menjadi benih harumnya bunga Keabadian
cinta
Apbila cinta hidup dalam kegersangannya
Pastilah bersemi pada musim kesuburannya
Dan apabila mutiara abadi dalam harapan
Akan tampak murninya intan mutiara yang suci
Yang mesti teruji dari seleksi wujud yang Tidak hakiki.
Inspirasi nurani jiwa yang nalar
Dalam riangnya motivasi intelektual
Mengambar fitrahnya fondasi cinta
Adalah kekayaan hidup dalam sejatinya jati Diri yang
suci





Sebagai hikmah pengalaman mencari jati diri
Untuk memposisikan makna hidup yang hanya sesaat
Untuk pulang pada alam keabadian Ilahi.
Tinta emas telah mengabadikan
Setiap semangat pejuang mencapai Keberhasilan
Susah payah mengucur keringat
Hingga terlihat percikan darah menetes dari Tubuh
terluka
Hanya demi atas kesaksian cinta
Untuk umat bebas merdeka
Tetapi sekarang ini
Kemerdekaan yang di lahirkan cinta
Telah menjadi binatang serangga
Yang merusak suburnya benih-benih Kehidupan sucinya
cinta
Sebab wanita senyum demi rupiah
Trend budaya zaman ini telah menjadi sarang Laba-laba
dunia
Kenapa indahnya bayangan di cermin buih
Telah membodohkan hidup
Tiada pernah cinta kembali
Kepada sang Maha pemilik cinta
Di sinikah cinta bersembunyi
Berlabel Tuhan sang maha pengasih dan Penyayang
Atau inikah penipuan zaman
Nilai agama di lumpuhkan
Ilmu penngetahuan tak memberi ruang
Pada lidah manusia meng-esakan tuhan
Akan tetapi semakin hari tekhnologi menjadi Tuhan
Yang berkaki kekuasaan uang
Kerajaan liberalisme budaya terus menjajah Halaman
dunia





Menghancurkan seluruh logika pemerintahan
Di atas sentosa bumi tuhan





ROMANTIKA CINTA
Namamu abadi mejadi lambang cinta
Walau senyummu telah terasa sepi suram di ujung asa
Yang tak dapat ku sentuh dengan bahasa
Yang masih terasa meracun di bibir gelisah
Bagai mutiara gemuruh hati tersangkar lentera cinta
Lembah ruang jiwa tergenang gelombang air mata
Sebab dirimu tak mampu ku petik dalam sepuluh
purnama
Yang memabukkanku dalam tetes tinta darah
mengalir dari luka hati menyulam cerita hampa
Ku bawa berlari dan bernyanye
Terangkai kidung ini dari isak puing-puing hati
Ku pilihkan huruf suci melukis kehadiranmu
Awal perdaanya Agustus 2004 lalu
Kau nan aku memburu merebut piala yang kering
Yang sama takjub membayang mimpi surga
Tarian tubuhmu laksana kelembuta bidadari
Membuatku sengsara.....!
Melepas mekar bunga cintamu
Menyambut indah bunga kecantikanmu
Menjabat rasa sengsara hatimu yang masih asing
Menjadi piala jiwamu tercermin lembut dan sopan
Terhias pakaian akhlakmu
Yang terpilih di antara warna surga
Akan ku rindu sampai penghujug nafas di dada
Sampai disini,tersentak aku tersadar
Bagai terbangun dari mimpi usang
Terasa berdesir angin lembut menyapa lelah
Ilusi bersemi dalam harum bunga mawar
Yang masih menghias bayang 300 malam





Pelayaran cintaku ke pulau hatimu
Lalu ku temukan jiwaku telah renta
Bersemidi dalam gubuk penjara cinta
Laksana Yusuf gundah berpaling dari Zulaikha
Sampai ku temukan mimpi tentang Baitullah
Yang disana sejarah Ibrahim telah lebih tua
Membagun pengikat hamba dari seluruh cinta
Hari ini 19 Mei 2005
Telah cukup rasanya berdayung arungi lautan cinta
Engkau dermaga pelabuhan seluruh harapan
Yang tak dapat ku ikat dengan tambang cinta
Untuk titipkan perahu rasa sesak gelisah
Tapi harap subur masih mengujur do,a
Sopan sholekhah anggun tingkahmu
Smoga menjadi khatijah yang kedua
Yang pasti ku kagumi sepanjag hayat ini
Sebagai perhiasan paling indah di atas bumi





TERADISI BANGSA
Apa yang pannntasa buaut bangsa ini
Bila budaya tak sejalan dengan norma
Keyakinan tak searah dengan dogma
Apa yang mesti kita rubah
Bila kecerdasan tak bernilai
Ilmu pengetahuan ciptakan kerusakan
Cendikiawan lahirkan kekerasan
Katanya bagsa ini bertuhan
Militan agama sibuk jalankan amanah
Ulama??, Pastur
Sibuk menyerukan kebaikan
Di mimbar-mimbar mereka yang berkeyakina
Di tiap pagi dan petang
Di setiap penjuru bumi alam
Jadi bagaimana agar kita ber-Etika
Bila manusia beragama masih terbiasa
Saling mendzalimi, menghinati dan menghakimi
Bahkan saling berdusta
Seakan tak ada jiwa bersaudara
Kenapa kita bersuara setengah jiwa
Kenapa kita berkeyakinan hati
Apakah begini manusia bertuhan
Siapa yang membuat kita bercerai berai
Siapa yang mengajari kita ingkar
Sehingga kemunafikan tak pernah di fikirkan
Sebab kita terlalu biasa dengan kebiadaban
Sebab kita terlalu biasa dengan kekerasan
Kita terlalu rajin dalam keserakahan
Dari suara kursi di istana sana





Yang terus di perebutkan
Kemudian lahir raksasa jabatan
Yang membuat kita berdarah
Yang membuat kita berair mata
Bahkan membuat kita miskin
Hingga harga bangsa ini
Tidak senilai nominal rupiah
Membunngkam suara sejarah
Mempoles hitam nisan pahlawan
Karena kita tak serius pada jasa-jasa mereka
Karena kita tak serius pada nilai-nilai etika
Karena kita tak serius membangun budaya
Inilah tradisi peradaban modern
Inilah wajah manusia bertuhan zaman edan
Yang tak punya ketulusan dan kesetiaan
Yang tak punya keikhlasan dan kasih sayang
Sehingga agama tak untuk pondasi keimanan
Karena terlalu serius manusia zaman modern
Berpikir kemenangan
Bahkan hukum tuhan pun ingin di kalahkan*
*Di intisarikan dari Puisi yang dibacakan saudara
Muchlis di suara radio NADA KEMALA Sumenep





BAHASA MALAM
Di tengah malam tanpa bisik suara
Ku duduk semidi diatas bumi buih
Meratap bundar sang rembulan
Bersinar pancarkan keagungan
Terangi gelap di kelam hati
Memirah beku laksana bekincu
Sementara????.
Sepiku bersarang diri
Saat syahadat cinta membelah jiwa
Hnagatkan rasa rindu membakar hati
Purnama itu begitu sejuk di mataku
Purnama itu begitu indah dalam lamunanku
Menjadi bintang malam
Menjadi purnama gerhana dalam bayangan
Yang takkan mampu aku lupakan
Dirimu??????.
Dalam sabit kehidupan
Terpancar yakin laksana lentera sinar
Dalam mekar seminya cinta tuluskku
Sungguh engkaulah
Menjadi bungna penyejuk kalbu





GADISKU
Engkaku bagai arak
Mengalir bersama darahku
Jadi penenang menghias bayangan
Hingga kataku
Tak mampu ku puisikan
Bahasaku
Tak mampu untuk aku kidungkan
Engku lebih indah dari pahatan lukisan
Menjadi bahari purnama hati
Gadisku
Merah mentari tersenyum
Engkau nampak lebih cantik di sisiku
Menjadi mimpi bayangan
Tak dapat aku genggam
Hidup di bilik sanubariku yang dalam
Bagai gubahan seribu mawar
Mekar dalam suci putihnya melati sukma
Inikah cinta. ?
Yang merayap halus ke belahan hati
Menjadi kesucian abadi
Meski tak mampu diuangkap maknanya
Mungkin tuhanlah mengerti semuanya
Tentang enngkau gadisku
Sebagai rahasia terindah hidupku





PENGHAMBAAN
Tuhan??????!!!
Sempurna alam ini Engkaku ciptakan
Bernafas kehidupan
Untuk hambamu memilih kemulyaan
Makhlukmu habitat hidup berpasangan
Untuk manusia mewariskan kasih sayang
Tuhan??????!!!
Ampunilah hambamu
Punya daya lemah dan tak berdaya
Hanya mampu jalani kehidupan di atas alam
Tuhan????..!!!
Dunia-Mu
Tidak akan wariskan piala untuk kehidupan
Melainkan manusia
Mesti melestarikan penghijauan alam
Sebagi rasa syukur di sempurnakan
Sebab kausalitas manusia dan alam
Adalah satu genggaman dalam kuasa-Mu
Bila alam terluka
Manusia jadi korban duka





NAFAS CINTA
Disini mekar laksana bunga
Terkenang senyummu yang tetancap di kalbuku
Hidup bagai setangkai gubahan melati
Membawaku berhayal sepanjang hari
Bayanganmu
Tak kuasa ku buang di kelopak mata ini
Membawaku tak nyenyak dalam tidur
Usang dalam asa dan lamunan
Riang dalam rindu yang gersang
Semuaku tergantung
Bagai ranting pepohonan
Akau hanya mampu bertahan hidup
Menghirup nfas di sekeliling cinta
Dalam raga membatu dan tak berdaya
Pada terbit mentari aku memuja
Dalam malam purmana aku mendamba
Tapi cint tak ada
Sia-sia tiada yang aku dapati
Hanya dirimulah
Jantung yang berdenyut
Dalam nadi darah cinta
Lalu mampu membuat ragaku bergerak
Semangat hasratku hidup
Menjadi nafas cinta hidupku
Bangkitkan hasrat di jantung hati





GELOMBANG CINTA
Rasa dalam diri bagai hanyut ditengah jiwa
Lautan hati bergelombang dalam dahaga cinta
Hidup bagai perahu kecil ditengah samudra
Ku kayuh dalam rindu
Terpaut di tembok dermaga
Mendamba ikatan tambang cinta
Ku bawa semuanya dalam asa yang tak nyata
Biarlah di atas kepalaku ini??????.
Mentari didihkan hasrat
Kucurkan keringat dan air mata
Aku pasrah
Badai topan akan aku jadikan musik perjalanan
Untukku sampai di pantai pasir putihmu
Akan ku bawa puing-puing karang hati ini
Sebagai mutiara cibntaku yang suci
Walau raga ini bagai keranda cinta
Terapung kandas di pantai hatimu
Satu pintaku
Bila cinta harus jadi epilog romansa
Izinkan layar hidupku
Berkibar menjadi bendera
Sebagai simbolik tanda cintaku
Pernah sampai di pulau cintamu





SYAHADAT CINTA
Kekasihku
Mungkinkah engkau tahu?????
Jauhku merindumu sepanjang waktu
Hati ini beku tanpa cahayamu
Senandungkan kata memanggilmu
Dalam suara dentingan kecapi
Dalam suara serunai seruling
Dalam hempas suara ombak
Bergaunng penuh gema
Bagai suaramu terdengar disisiku
Menyesakan bayangan
Engkau laksana menari di mataku
Kekasihmku
Adakah kau dengar suaraku????..?
Ku bingkau namamu dalam harapan
Ku angkat ke langit biru terbentang
Ingin ku jadikan lentera bintang berpijar
Ingin ku jadikan mega karang horison cinta
Di hati yang hampa dambakan dirimu
Kekasihku
Hanyalah dirimmu
Purnama rembulan yang ku nanti
Ku pinta dalam doa
Mengalir dari dasar hati
Ku hanya ingin dirimu
Jadi cahaya di atas menara hati
Berbenderakan sumpah cinta setia
Untukku bangun kolam surga jiwa
Walau denmgan air mata dan hati berdarah
Aku pasrah dalah dirimu





Biarlah hasrat dan nurani
Bersyahadat dalam cinta begini
Karena memang aku tak mampu
Ingkar di pangkuanmu





HIDUP TERSALIB CINTA
Apa yang harus aku berontakkan
Kala cinta menjadi tiang salib hidupku
Kaki lumpuh untuk dilangkahkan
Tangan telentangn dalam ikatan
Mata hanya melotot dalam ratapan
Hidup teras terasingkan
Berbuah penderitaan dan kenistaan
Kuasaku pasrah pada kodrat suratan
Rasa cinta meninggalkanku dalam tangisan
Biarlah aku menjadi lelaki terpasung disini
Adanya yang terus aku pertanyakan
Entahlah kepada siapa.?
Siapalah yang telah membawa cinta dan kasih sayanng
Bila gereja jiwa membuat aku terluka
Pujaan hati mengantarkanku
Pada asa tersisa membunuhku
Haruskah keyakinan cinta
Mesti turunkan gerimis air mata





CINTA UNTUKNYA
Lugu terasa asing di tengah keramayan
Hidup mengkayuh pelayaran asmara
Hadirnya putri jelita terdiam di ruang jiwa
Akupun terhannyut
Di lorong langkahnya menyisir bunga
Semerbah harumnya tercium mengisi ruang
Menjadi cakrawala simfoni hati
Entahlah dimana singgasannya
Di istana karang lautpun
Aku harus ampai
Biarlah akua akan mencoba terbang
Walau aku tahu tak mampu
Kepakkan sayap kupu-kupu
Kodratku kepompong sensitif
Hanya kuasa senang dalam secuil musim
Tapi????!!!
Aku tetap ada piala keindahan
Sebagai tahta mahkota cinta
Biarlah hanya mereka yang tahu
Bahwa aku hanya bisa hidup
Dalam kasih iba ruh cintanya





CINTA HAMPA
Saat terkepak sayap cinta
Terasa melayang terbang bersama sangkar
Tak tahu dimana tempat hinggap berpijak
Aku hanya hasrat
Dalam tubuh cinta terbakar
Berharap tak kunjung dapati ketenangan
Andai kau tak bisu
Kesetianku akan mengalir
Laksana sungai hidup seribu tahun
Dan aku yakin takkan ada lagi
Manusia haus dan dahaga
Pernahkah kau tahu....?
Dengan sikapmu yang bisu
Bumi turut menjadi gersang
Tanah membengkak
Bagaikan luka membusuk
Hanya dapat dibayar
Dengan gerimis air mata mengalir
Banjiri jiwa paksakan hati berenang
Di tengah lautan badai kehampaan
Di saat cinta terulur tanpa balasan iba
Di manakah jawabanmu??..?
Kau pendam
Saat aku pertanyakan tragedi cintaku
Di manakah nuranimu??.?
Kau simpan
Waktu ku kirimkan teragis cerita tangisku
Semuanya terasa hampa
Air mata harus jadi azimat legenda
Yang kau janjikan hanyalah ketiadaan





Mungkin insan luka hati adalah kodrat
Ku terima dengan menghukum diri
Andai saja engkau musuhku
Akan ku caci maki dan melukaimu
Tapi aku sadar
Kau masih saudariku
Meski kau telah tengnelmkan ku
Dengan egois dan apatismu
Aku gelisah saat engkau bangga
Menjadi banggaku mengkayuh cintamu
Tapi kau terus memaksa meresahkanku
Biarlah cinta hampa seperti ini
Hanya kaulah yang tahu
Cerita hancurnya hati ini
Biarlah ku simpan semuanya
Bahwa aku adalah makhluk
Pernah tersisa percaturan jiwa
Oleh kejamnya cinta yang hampa





PAHAT NAMAKU DALAM CAHAYA BULAN
Bila kau tak dapat memandangku
Tak bisa tersenyum di sisiku
Terlarut dalam rindumu yang beku
Terulur tanganmu
Hannya dapat memeluk bayangku
Pijaklah malam jadi purnama hatimu
Pahat namaku dalam cahaya rembulan
Akan kau dapati sinar terang
Jadikanlah maha cahayamu lentera jalan
Gapai aku di kota harapan
Aku masih milikmu
Walau debu-debu telah kering
Dari air mata
Menjadi daratan abu dan arang
Di hatiku masih tersisa namamu





CERMIN
Ribuan nyawa melayang
Ribuan rakyat sengsara
Ribuan wanita jadi mangsa
Kemiskinan rata dia atas bangsa
Keperawanan wajah bangsa sirna
Bibir politik menguak
Menata barisan melestarikan
Kecurangan dan kemaksiatan
Sesak di atas muka bumi ini
Menjadi kembang bencana
Mengundang murka tuhan
Pemerintah zalim pada rakyat
Pengusaha khianat
Sepanjang hayat
Keadilan hanya wacana
Toleran dan pluralisme
Hampa dan mati dalam nurani
Nyaris kemiskinan negeri ini
Menjadikan bangsa yang kafir
Pada nikmat dan nurani
Izinkan kami tuhan
Berteriak mencari keadilan
Beri kami petunjuk jalan
Menuju jihad kodrat hidayahmu





KENANGAN
Ku catat di ruang jiwa
Jadi legenda perih surga
Cerita hasrat larut dalam buih
Menata bayangan kekal
Menjadi hembus nafasnya
Aku kalah
Menyerah pasrah
Lumpuh terkuyup air mata
Kecerobohan terlanjur menelan jiwa
Tersisa bagai kotoran sampah
Hampa perjalanan
Terasa asing semuanya
Hanya kuasa mengenang
Sang kekasih tinnggalkan senyum
Tapi kutahu semuanya
Sang surya telah meninggi
Cahaya mentari telah mengisap embun pagi
Aku terpuruk resah dan terluka
Pada siapa???
Akan aku adukan lara
Dan dimana?????
Akan aku petik obat madu cinta
Hanya kenangan
Yang aku bisa jadikan
Kebangkitan masa





PAHLAWAN DI UJUNG TIANG
Merahmu masih menjadi darah bangsa
Simbol di memerdekakan tanah Indonesia
Memandangi gagah tegarnya sang bendera
Terkenag pahlawan gagah perkasa
Sisakan senyum cerah kemenangan
Bebaskan negeri ditangan penjajahan
Dari ujung peluru yang tak terjinakkan
Hari ini menjadi tiang bendera bangsa
Pahlawan
Sejaarah tinta emas masih sisakan harum
Warna darahmu
Luhur putihmu masih agung
Mengibarkan abadi namamu
Tak pernah kami lupakan jasamu
Demi mengenag dan menghormatimu
Tapi kami yakin engkau tak rela
Engkau akan semakin terluka
Andai kata
Engakau bisa menyaksikan masyarakat bangsa
Menelantarkan martabat hargadiri negara
Dan hak-hak rakyat tertindas
Sebab benderamu berkibar
Di tanngan kapitalis penendas bangsa
Merahmu menjadi karpet istana jabatan
Putihmu menjadi kafan
Seiring zaman berputar
Jasa-jasa pahlawan seakan di kuburkan
Melihat potret budaya zaman
Warisan negeri pahlawan
Seakan tanpa pemimpin
Penegak keadilan dan kejujuran





SATU NAMA DI TEPI HATIKU
Ku ucapkan selamat berbahagia
Walau disini harus mengenang keranjang hampa
Yang enngkau tinggalkan sebagai kenangan
Waktu musik cinta pernah menghibur bahagia
Kita terlelap dalam barisan langkah satu rasa
Hingga namamu terselip di tepi hatiklu
Aku tak perduli
Sekarang engkau milik siapa..?
Sebab ku tahu kita pernah milik cinta
Walau ku tahu terlampau sudah
Turunnya gerimis air mata iba
Musim berbeda terlanjur melukai cinta
Relakanlah namamu jadi bait abadi hati
Tersyairkan sendiri bagai katamu yanng terpatri
Saat engkau untaikan kalimat janji putih
Dengan bahasa mekarnya bunga agungkan cinta
Terasa dua nadi berdenyut dalam darah cinta
Membekas bagai gelombang kandaskan diriku
Menggapai dermaga pulau hatimu kembali
Hingga cinta berair mata ditelan masa





BERPISAH
Surat buat sahabat tercinta
Hari ini menjadi detik waktu
Tiada di pinta menjadi batas kebersamaan
Kita menjemput cerita waktu berpisah
Setelah nama kita saling terpahat abadi
Menjadi kenangan yang indah
Membingkai ceria kita saling mengenal
Sekelas kita menyongsong kebersamaan
Senasib kita berlabuh
Dalam himpunan waktu
Satu ruangan kita seperjuangan
Memburu liarnya ilmu pengetahuan
Sekarang aku merasa sedih kawan
Detik ini aku merasa gelisah
Terasa aku sangat kehilangan
Setelah aku sadari semmuanya
Takkan mampu aku mengulang kembali
Pada waktu yang telah memberi satu lidah
Untuk kita saling menyapa
Pada musim yang telah memberi dua telinga
Untuk kita saling mendengar sesama
Pada kesempatan yang telah memberi dua tangan
Untuk kita saling membimbing
Pada peluang yang telah memberi dua kaki
Untuk kita bias saling bersilaturrahmi
Aku sekan tak percaya
Semuanya akan seperti ini
Tinggallah hanya dapat di bayangkan
Apa yang telah aku perbuat pada kalian





Selama hgidup terbingkai kebersamaan
Hari ini aku menyadari
Cukup singkat rotasi perjalanan
Perjalanan hari begitu cepat menjembut lusa
Sesingkat satu tahun intensif PKBA
Kawan sahabat yang budiman
Salamku terus menyertai kalian
Semoga engkau saudara yang mandapat hidayah tuhan
Semaga engkau tetap betah
Memburu liarnya ilmu pengetahuan
Hingga menemukan keadilan Sulaiman
Dan cintanya pelajaran kenabian Yusuf
Gigihnnya ketabahan Ibrahim
Aku tunggu cerita kalian
Talah menjadi pengikut Muhammad yang budiman
Semoga sukses untuk kalian semua
Sudah dulu kawan
Aku mau istirahat
Salam Ukhwah Islamiyah
Dari sahabatmu yang rindu kalian





TERADISI SUAP
Sebelumnya mohan maaf
Kami ciptakan sepercik noda bangsa
Lewat podium resistensi teater bahasa
Sekali lagi maafkan kami
Atas semua kelancangan
Kemarin kami menyeksikan PILKADES
Di kawasan pulau terpencil bumi bangsa
Kami tersuguhi beriita kemenangan
Sebelum terhitung suara pemilihan
Sebut saja semua itu teradisi suap
Kami tak kkuasa untuk terima
Karena masyarakat komersil
Pada kesempayTerbeli dengan rupiah
Tetapi hanya bisa kami adukan
Melalui bahasa resistensi pada kalian
Ternyata kami amati realita
Dari pilkades hingga pemilu tidaklah beda
Sehingga kami mengnerti teradisi suap membudaya
Setelah kami amati fakta
KADES KKN di tanah daerah
Dan ini tidak berhenti disini
Virus penyakit bangsa
Dari kades sampai pejabat Negara
Merata seakan berutal semmuanya
Di tangnan-tangan manusia kapitalisme
Siapa kuat dia menang
Kehidupan manusia setajam pisau
Sehingga tak ada yang sanggup hidup tunas bangsa
Diatas tanah makmur naungan keadilan





Di bumi kaya kemegahan alam
Di ladang subur adilnya pemerintahan





AIDS NASIONAL
Ketahuilah manusia!!!!
Tuhan ciptakan penyakit
Berpasangan dengan obatnya
Tuhan menciptkan biang virus
Yakinlah pasti ada penangkalnya
Angsal manusia jangan mencoba
Membinatangi dirinya
Angsal manusia berjalan dengan kodratnya
Tadak menjadi HIV sendiri di atas semesta
Katahuilah manusia!!!
Tauhan tidak akan menyeksa hambanya
Karena telah melantik hambanyan sebagai Khalilfah
Lantas kenapa?? ..??
Penyakit hina, keji dan nista
Turun diatas semesta dunia
Jawabnya hanyalah karena kita
Telah menjadikan virus HIV hati
Telah membiarkan AIDS otak dan nurani
Terjadilah AIDS nasional
Diatas pertiwi ini





VIRGIN TANAH AIR
Masihkah engkau suci
Wahai bumiku nana agung
Masihkah engaku perawan
Wahai matahariku nan indah rupawan
Aku pertanyakan pada kalian
Tetang kevirjinan tanah air ini
Tetang hargadiri bangsa merdeka ini
Aku tak percaya
Dimataku penuh nuda kecurangan maya
Angin seringkali kabarkan pencemaran
Udara sesak dengan polusi asap manusia
Bumi ini marah muntahkan bencana
Sebab manusia merampas kesuciannya
Sebab manusia memerkosa kelestariannya
Maafkan aku wahai tanah airku
Jika aku berjalan tak adil di dadamu
Aku hanya mampu berkelana di pundakmu
Dan aku hanya kuasa menciummu
Sebagai alas sejadah sujudku
Tapi yakinlah wahai tanah airku
Semuanya akan menjadi milikmu
Akupun pasti kembali nantinya??????.!!!
Akan tidur panjang dalam pelukan bumimu





KEJAKSAAN SETAN
Kemarin pengembara bercerita
Tentang penyakit kahidupan dunia
Dia menjelskan tentang Dajjal yang hina
Bertangan panjang sebelah
Berkaki panjang sebelah
Bertelingan lebar sebelah
Dan bermata buta sebelah
Kemudian kami pertannyakan padanya
Kenapa demikian tuan??????..?
Beliau menjawabnya
Karena mereka tidak membimbing yang lemah
Karena mereka tidak menyayangi yangn miskin
Karena mereka tidak memandang kesamaan manusia
Karena mereka tidak mendengar pengaduan aniaya
Sebab mereka angkuh dan serakah
Lalu pengembara itu berpesan
Ingatlah wahai saudaraku
Label profesi bukan segalanya
Timbang baik-baik takaran dunia
Karena engkau hanyalah sebagai wakil
Yang harus amanah
Menjalankan keadilan tuhan
Jika engkau bukanlah biantang
Di mimbar kejaksaan pengadilan





PANGGUNG JABATAN
Kawan
Tolong tunjukkan aku jalan
Dari tanah madura gersang ini
Menuju Jakarta kota pahlawan
Dan tunjukkan padaku seorang pemimpin
Akan aku pertanyakan bangsa sentosa
Dan rakyat damai sejahtera
Karena aku terlalu asing
Untuk mengenal dan mempelajari Pancasila
Dan akku tak pernah tahu
Di mana pemimpin bangsa ini berada..?
Hanya aku pernah mendengar
Indonesia ini punya pemerintahan
Kawan tegakah engkau??..?
Membiarkan saudaramu yang hidup terpencil
Terus bertanya tentang panggung jabatan
Apakah itu ciptaan manusia..?
Sehingga orang pintar terus berlomba-lomba disana
Sementara kami menyaksikan
Dengan terpaksa dan penuh rasa bosan





DUNIA TEATER BAHASA
Di pagi hari yang indah
Engkau berfantonim di panggung tuhan
Santun berbahasa sopan dan menawan
Laksana Malaikat beriman tanpa dosa
Kami takjub dan terharu
Kadang kala iri dan simpati
Jika memang itu suara sapa kemulyaan
Tapi kebanyakan mereka lupa
Di pentas siapa mereka berdensa
Sebab terlalu cinta pada teater budaya
Sehingga bahasa mereka bukanlah pujian
Dan juga seruan peringatan
Mereka hanya mampu berjanji
Yang sebenarnya adalah kemunafikan
Dalam fantonim lenturnya lidah
Di atas dunia teater bahasa
Dan tak lain semua itu hanyalah dusta
Sekian pentas bahasa
Dari teater pejabat bangsa





UTOPIA YANG TERAPUNG
Mungkin ini karena dosa-dosa kita
Semakin enggan mencium lembut sejadah
Hingga alam terluka berdarah di hati kita
Menjadi bencana dan duka manusia
Karena kita terlalu biasa dengan dusta
Karena kita terlalu instan hidup mewah
Bahkan terlalu rajin dalam kekerasan
Marilah disini tanyakan bersama
Apakah kita tidak serius terhadap nilai-nilai
Hingga bencana alam bagai kutukan
Apakah kita telah bosan dengan perdamayan
Sehingga kita bermintal binatang
Terlalu biasa dan rajin dalam kekerasan
Kenapa bukan kelembutan dan kasih sayang
Lantas apa yang akan di upayakan kecerdasan
Apa yang terngiang di otak usang
Dan di dada gersang kerontang
Untuk kita kembali
Ke alam tuhan yang sempurna





ILUSI
Di tengah malanm tanpa bisik suara
Ku duduk semidi di atasa bumi buih
Meratap bundar sang rembulan
Bersinar pancarkan keagungan
Terangi gelap di kelam hati
Memmmerah beku laksaan berkincu
Sepiku bersaarang diri
Bersaama asa baayangan menaari
Saat sahadat cinta membelah jiwa
Hangatkan rasa rindu membakar hati
Enngkau bagitu sejuk di maataku
Engkau bagitu indah dalam lamunanku
Manjadi bintanng
Yang takkan mampu aku lupakan
Dirimu??????????.
Dalam sabit kehidupan
Terpancar yakin ketulusan cinta bersemi
Engkau sungguh????????
Menjadi bunga bunga penyejuk kalbu





GADISKU
Engkau bagai arak
Mengalir bersama darahku
Jadi penenang menghias bayangan
Hingga kataku tak mampu aku puisikan
Bahasaku tak mampu untuk aku kidungkan
Engkau lebih indaah dari pahatan lukisan
Menjadi bahari purnama hati
Gadisku
Merah mentari tersenyum
Engkau nampak lebih indah di sisiku
Menjadi mimpi bayangan
Tak dapat aku genggam
Hidup di bilik sanubariku yang dalam
Bagai gubahan seribu mawar
Mekar dalam suci putihnya melati sukma
Iniukah cinta ?
Merayap halus kebelahan hati
Menjadi keabadian
Tak maampu di ungkap maknanya
Mungkin tuhanlah mengerti semuanya
Tentang engkkau gadisku sebagai rahasia terindah
hidupku





PENGHAMBAAN
Tuhan??.!
Sempurna alam ini Engkau ciptakan
Bnernafas kehidupan
Untuk hambamu memilih kemmulyaan
Makhlukmu habitat hidup berpasangan
Untuk manusia mewariskan kasih sayang
Tuhan??????????
Ampunilah hambamu
Punya daya lemah daan tak berdaya
Hanya mampu pertahankan kehidupan di atas alam
Tuhan????
Kami tahu
DuniamuTidak akan mewariskan piala untuk kehidupan
Melainkan manusia
Mesti melestarikan penghijauan alam
Sebagai rasa syukur di sempurnakan
Kausaliatas manussia dan alam
Adalah satu genggaman dalam kuasa-Mu
Bila alam terluka manusia jadi korban duka





NAFAS CINTA
Di sini mekar laksaana bunga.
Terkenag senyummua yang tertancap dikalbuku.
Hidup bagai setangkai gubahan melati
Membawaku berhayal sepanjang hari
Bayanganmu
Tak kuasa ku buang di kelopak mata ini
Membawaku tak nyenyak dalam tidur
Usang dalam asa dan lamunan
Riang dalam rindu yang gersang
Semuaku terapung
Bagai ranting pepohonan
Aku hanya mampu bertahan hidup
Menghirup nafas di sekeliling cinta
Dalam raga membatu dan tak berdaya
Pada terbit mentari aku memuja
Dalam malam purnama aku mendamba
Tapi cinta, tak ku dapati padanya
Hanya dirimulah
Jantung yang berdenyut
Dalam nadi darah cinta
Lalu mampu
Membuat ragakuk bergerak
Menjadi nafas cinta hidupku
Bangkitkan hasrat di jantung hati





KODRAT SANG GHAIB
Kapan aku tahu ?
Hangatnya mentari
Kencangnya angin berhembus
Cepatnya beredar
Matahari dan rembulan
Kapan aku tahu?
Tingginya lagit
Dan gunung-gunung pasak bumi
Kapan aku tahu ?
Pada luas dan dalamnya samudra
Pada terang dan indahnya purnama
Aku hanya mengembara
Managih senyum kasih sayang
Dan aku harus terus bertanya
Pada pengembaraan hidup yang tak nyata
Karena yang aku tahu
Hanyalah bencana
Entahlah milik siapa dan bagi siapa
Aku tak bisa menjawab Tuhan
Pada keghaiban yang Engkau ciptakan
Aku hanya manusia beriman
Tak bisa menjadi Dewa alam
Aku hanya nyamuk
Singgah di atas Dunia-Mu
Tanpa kodrat daya dan kekuatan
Kecuali hanya menggapai-Mu
Dalam keghaiban
Sebagai seluruh jawaban kekuatan
Tuhan ........!!!!!
Jadikan aku badai
Pada kemaksiatan





Untuk mencuci kemunafikan
Jadikan aku sederat lidi
Untuk menyapu halaman kemungkaran
Karena aku hanya mampu melebur dalam Ghaib-Mu
Yang bisa jadikan cahaya terang
Aku yakin dalam ghaib-Mu
Adalah kekuatan dan hidayah
Jadikan dalam mata batin kami
Tegak laksana megahnya sang gunung
Sekokoh karang di lautan
Takkan luluh dan rapuh
Sepanjang zaman
Laksana gunung-gunung-Mu
Karang-karang-Mu
Keghaiban-Mu tampakkanlah
Dalam hidup menghamba
Dengan jalan hidayah
Laa ila Ha Illallah Wallahu Akbar
Fastabikul khairats





WARISAN METOS TRADISI
Wahai manusia
Sadarlah bahwa engkau mulia
Terlahir sebagai makhluk ilahiyah
Amanah beradab dan beretika diatas dunia
Itulah jalan kodratnya
Tak ada yang berarti buat kita
Andaikan kita bisa dan kuasa menjadi Dewa
Andai kita bertahta menjadi Raja
Tak ada yang abadi kenikmatan dunia
Sekalipun tanganmu kuasa menyeksa
Sekalipun takdirmu manusia yang gagah
Sekalipun engkau semua adalah khalifah
Ingatlah wahai manusia
Kita hanya singgah diatas dunia
Kita hanya sahaya melata
Diatas alam semesta sang Maha Esa
Wahai manusia
Aku pertanyakan
Kenapa dengan tanganmu ?
Kau jadikan dewa untuk menyeksa
Kanapa dengan lidahmu?
Kau jadikan vonis untuk mengiba
Kenapa dengan sempurnamu?
Kau ciptakan malapetaka buat sesama
Tak adakah kau sadari
Bahwa kita bersaudara
Lantas kenapa dirimu jadi raksasa
Tak punya belas kasih dan rasa cinta
Bahkan catatan memori hati kalian semua
Seakan hanya bertuliskan metos wasiat budaya
Sehingga bangsa kita yang indah





Tak pernah kuasa memakmurkan masyarakat sejahtera
Karena makhluk yang bernama manusia
Hanya mampu hidup dengan kekerasan budaya
Beginikah makhluk yang punya cipta ?
Beginikah makhluk yang punya rasa ?
Beginikah makhluk yang punya karsa ?
Marilah kita rubah sikap biasa dusta
Marilah kita rubah sifat penuh nista
Marilah kita tinggalkan sifat kekerasan budaya
Angkuh serakah bukan sifat manusia
Kita tidak dikodratkan binatang diatas dunia
Kita dianugrahi nurani oleh Sang Pencipta
Wahai manusia
Tolonnglah dengar wasiat pengembara
Walau suara ini tampa makna dan daya
Hanya karena kami tak rela
Hanya karena kami tak tega
Bahkan kami yang selalu terluka dan berdarah
Melihat manusia tak santun sesaudara
Tiap hari pekik tangis berderai air mata
Tiap hari tersuguhi berita dusta
Seakan asing buat kita
Menyaksikan kehidupan masyarakat sejahtera
Di bumi makmur kaya raya
Kemanakah nurani kedamayan
Dan kebersamaan kita
Inilah lingkaran tradisi metos budaya bangsa
Menjadikan manusia individualis semata
Cenderung instan hidup mewah
Tak perduli sesahabat dan sesaudara
Sehingga Tuhan peringatkan dengan bencana
La haula wala qowwata illa billah





CERPEN
JEJAK
LANGNKAH CINTA
TERBATA





PUTRI MELATI DI KAMPUS HIJAU
Hari Minggu,1 Agustus ,2004. aku telah melepas
rasa dalam sentosa keluarga. Tepat jam tujuh ku pinta
doa orang tua setulus hijau langit. Sorot mata tetangga
dan keluarga menaruh iba dan empati seakan menyapa
wajahku dengan kalimat salam yang tak mampu terucap
menjadi suara kata.
Di saat itu aku mengangkat kakiku untuk
melangkah disaksikan disaksikan rerumputan dan kerikil
di halaman rumah. Seraya ucapkan pesan, jangan pernah
lupakan kami yang telah sering kau sentuh dan kau kotori
setiap hari terkadang kau injak dan kau tendang. Tetapi
kami telah menjadi saksi kau dibesarka dan dipelihara
hingga menjadi manusia sempurna. Aku mneggenggam
pesannya saanbil aku bawa melangkah meneteskan air
mata di bumi yang telah tua ini daaalam mengantar
jenjang usiaku.
Sadarku terus aku kenang bumi kelahiran, yang
cukup mengenal karakterku dari bau darahku dan bau
keringat yang mengucur di badan tumpah di bumi ini.
Bahkan sengsaranya aku balajar merangkak hingga bisa
lari dan menjelajah mengejar sinar sepanjang malam tak
menyalahi perjanjian dengan rotaasi matahari. Hingga
hari ini aku menjadi puyuh di bumi yang masih sangsi
meratap kehadiran dan keasingan aroma tubuhku.
Disinilah di kota Malang Kampus Hijau.
Perantauan bagai perjalanan di detik jarum jam.
Aku melewati titik dalam jalan terjal penuh duri
menapaki bebatuan menusuk disetiap tapak kaki
menyentuhnya. Lalu aku menemumkan jiwaku bingung





dan merasa sengsara berhadapan denga rupa dunia untuk
aku memililh kebeningan yang tak aku pernah tahu.
Dihari ini, legenda ini aku tulis sebagai catatn
sembilan bulan detik waktu dalam masa hitungan hari
berlalu di tengah bahari kota Malang ini. Terasa tidak ada
kisah yang paling indah sebelum diri sendiri mampu
menyulam cerita perantauan dalam pengembaraan hidup.
Dan tak berarti orang yang menceritakan sakitnya luka,
kala diri sendiri belum merasakan sendiri daan kulit raga
sendiri belum tergores menjdi luka dan bernanah hingga
menghukum jiwa raga dalam kebebasan yang nyata.
Tetapi kelukaan yang aku alami tiada yang perduli.
Sebab orang tak bisa mendengar bau busuknya dan orang
lain tak dapat melihat di bagian mana luka membekas.
Karena luka ini menggores tubuh jiwa cinta.
Cerita ini sekarang telah sampai dan menjadi
kidung di halaman istana. Bagai legenda kerajaan surga
dalam wayang keindahan permaisuri bidadari surga. Dan
hal ini menjadikan aku tak pernah bosan untuk berharap
yang menyuburkan bunga-bunga kerinduan. terpahat
dijauh sana dalam aroma harum dan lembut terkenang
tariannya. Selendang sutra di balik tirai rambutnya
tampak menghias keayuan purnama wajahnya. Ku beri
nama dia dalam kisah ini," Putri Melati Di Kampus
Hijau". Dan nama ini mekar subur tak pernah mati
daalam bayangan bagai melati raksasa yang mengirim
keharuman di setiap langkah. Menghias di sekeliling
halaman ditiap tempat aku bisa singgah.
Sebelum namamu menjadi kaligrafi cinta.
Termabuk aku dengan rasa, hingga tubuhku bagai
tumpukan sampah yang takku kenal terbawa gerobakgerobak
harapan dan di asingkan dan di paksa hanyut





meratap rembulan. Lalu menjadi iba menunggu rasa
kasihan. Tapi separuh sinar rembulan yang jatuh di
musim yang kemarin talah hanyu dalam sunngai air mata.
Renungan panjang telah menjadi perahu kertas
yang sesak memuat kalimat bisu yang aku harapkan
sampai tujuan palayaran singgah di pulau kota harapan.
Purnama wajah sang gadis menjaadi ombak yang tak
pernah beku. Bergelombang dalam asa menuntun tarian
pena ditengah batas lurus meratap mulya tak mampu
disentuh langkah.
Inilah estetika sejarah roman sembilan bulan telah
berlalu. Dari awal perdananya lembar 27, April, 2005.
sebagai pena yang terlahir dari intensif PKBA. Dan
roman ini tidaak lain adalah cerita kisah cinta yang tidak
di ikat dengan sumpah setia. Sehingga mnejadi
perjalanan satu tahun berlabuh dengan perahu cinta yang
bisu daan hampa.
Setahun sudah cinta bagai buron dalam kerangkeng
penjara jiwa daan hanya menghuni raga tak berdaya
bagai tubuh raksasa yang mengkungkung rasa percaya
diri usai dengan satu alasan cinta di tunggu mekar dalam
tangkainya, hasrat cinta terpendan menjadi rahasia dua
insan satu rasa di simpang perbedaan yang tak nyata.
Inilah sebuah catatn kesalahan memaknai mutiara
kata. Semakin cepat cinta tumbuh, semakin cepat pula
cinta runtuh. Tetapi cinta yang sangat dikagumi akan
menjadikan kekaburran yang mempertanyakan tetang
ketumbuhannnya.
Kemudian cinta harus di rasakan kematiannya.
Sehingga harus kehilangan. Cinta yang berwajah pasir di
genggaman lenyap hanya tertiup angain.





ARANG KEKAYAAN JIWA
REMAJA DESA
Kisah ini dipetik dari impian bocah yang hidup
dalam terpencilnya desa. Seorang anak manusia hidup
bercita-cita mulia untuk menjadi manusia yang berilmu
dan berguna untuk membangun keluarganya, desa dan
masyarakatnya. katakanlah nama bocah ini, Khidir
(bukan nama asli), konon bocah ini hidup dilingkunngan
kelurga awam dan tak berpunya. Sehari-harinya hidup
keluarganya dalam pekerjaan yang hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan makan, sama sekali tak punya
bayangan untuk menjadikan putra kesayangannnnya
sebagai bintang keluraga. Apalagi untuk mengarahkan
agar menjadi generasi yang bisa hidup mencicipi
pendikan tingkat tinggi. Bahkan untuk bisa mengneser
nilai stratifikasi sosial hidupnya.
Tetapi Khidir ini, yang lahir ditengah keluarga yang
tak berpunya, bahkan setitik ilmupun tidak ada. Bocah ini
ngemis doa pada orang tuanya untuk bisa menjembatani
cita-citanya yang luhur, yang telah tertanam dalam
impiannya. Bocah ini terus gellisah ditiap hari-harinya.
Karena cita-citanya tidak searus dengan pandangan hidup
keluarganya.bocah ini mengembara dengan rasa
yakinnya. Dia menjadikan pepatah mantra dalam
keyakinan hidupnya dijadikan visi dan motivasi masa
depan hidupnya.bocah ini telah terperanngkap dengan
kata yanng mashur ini, ?? Sesungnguhnya alam tidak
hanya membutuhkan orang yang kaya saja, dan
sesungguhnya keksuksesan tidak hanya dimiliki oleh
orang yang mampu saja.?? Inilah sinopsis yang dijadikan





prolog alurnya cerita (Kekayaan Jiwa Pengembaraan
Remaja Desa).
Seiring dengan izin Tuhan, kehidupan keluarga
yang telah dikaruniai jalinan kasih sayang telah
teraknurahi seorang putra. Bocah ini lahir ditengah pelik,
pedih dan terharunya sengsaranya menjalani pahitnya
kehidupan. Ditengah keluarga inilah, bocah mongnil ini
dicium, disayang, dan dibesarkan dengan semangat
perjuangan hidup oleh seorang kelurga yang pas-pasan.
Hari demi hari keluarganya hanya punya pekerjaan
becocok tanam diladang yanng juga pas-pasan dan itupun
menjadi pengnasilan diladang musim penghujan, yang
dapat menikmati panen dengan seadanya menjalani
lumbung kehidupannya.
Dikampung terpencil itulah bocah itu besar
menjalani pertumbuhan hidupnya. Dan seiring matang
usianya tumbuh keinginan dan kehendaknya untuk
mengenyam pendidikan sebagaimana teman-teman
sedesa dan sepermainannya dilingkungan masyaraktnya.
Seiring perjalanan tahun. Ketika bocah itu berusia antara
lima dan enam tahun, telah punya kelayakan untuk duduk
dibangku pendidikan. Dengan penuh kebingungan
oranng tuannya memasrahkan putranya dilembaga
pendidikan. Walaupun tak bermodal apapun selain selain
putranya menjadi orang yang berpendidikan dan
berpenngetahuan.
Seperti yang seringkalli diungkapkan keluarganya,
bahwa mereka menyekolahkan putranya hanya karena
harapan dan tujuan mempunyai putra yang berguna kelak
dimasa depannya. Meskipun perjuangan mereka harus
menghadapi tantangan bagai mengkayuh perahu dilautan
lepas, tanpa layar, tanpa reputasi mesin, hanya kuasa





berharap arus akan menngantarnya pada tujuan citacitanya.
Bocah tadi terus mengikuti aktifitas pendidikan,
walaupun tampa paksaan yang harus menjadi tekanan
dari orang tuanya, karena orang tuanya juga khawatir,
sebab putranya tidak di kasih uang jajan yang sewajarnya
dalam menjalani pendidikan dibanngku sekolah dasar
tersebut. Bahkan orang tuanya tidak banyak memberi
paksaan disaat bocah itu mengalami rasa bosan, sehingga
dengan tersendat-sendat bocah ini mengalami sedikit
sikap nakal. Mungkin karena merasa berbeda dengan
teman-temannya. Akan tetapi anak ini bisa menamatkan
sekolah ndasarnya walaupun dengan catatan siswa yangn
sering bolos (nakal) dengan potensi yang sederhana,
biasa-biasa saja.
Setamatnya sekolah dasar, dalam memasuki usia
keremajaannya. Kemudian dia dengha suka hati minta
untuk disekolahkan kambali. Untuk meneruskan jenjang
pendidikannya ditingkat SLTP/ MTs, tanpa bisa
mengelak orang tuanya merestui niatan baik putranya.
Oleh karena sekolah yang dipilih agak jauh dari desanya,
otomatis menambah biaya. Tetapi bocah ini memutuskan
dengan keputusan yang sangat baik, sehingga dia setiap
hari membawa sepeda ontel sebagai kendaraan pulangpergi
kesekolahnya. Realita seperti ini sannggup dijalani
selama tiga tahuan sampai dia tamat.
Semenjak dibanngku MTs inilah remaja yang
berjiwa besar itu, selain menata semangat belajarnya, dia
juga mencoba-coba ikukt kerja membantu orang tuanya
dan ikut kerja keras dengan pekerjaan apa saja yang ada
dilingkungnan masyarakatnya. semenjak usia inilah
remaja ini bejar menyesuikan dirinya untuk bergaul,
mandiri dan menata semangat pribadinya. Kemudian





ditengah bangnku MTs inilah, remaja inilah menemukan
kebesaran jiwanya. Meskipun banyak rintangan dan
halangan harus dialami. Sebagai tantangan miskin
hidupnya bahkan dia seringkali harus menerima sindiransindiran
dari warga disekitarnya, entahlah apakah karena
dia miskin yang punya cita-cita tidak sesuai dengan
kemampuannya secara fisik dia tidak bannyak
menceritakan hal yang demikian. Tetapi hal itu semakin
menjadi tantangan baginya untuk menenjukkan bahwa
setiap manusia bisa untuk mencapai kesuksesan
walaupun tanpa tunjangan harta. Inilah penngakuannya
yang serinng diungkapkan kepada kami.
Setelah tamat dari sekolah MTs-nya, dia sempat
nganggur (putus sekolah) sebab berbagai faktor. Pertama,
karena tuntutan latar belakangnya tidak ada biaya untuk
melanjutkan kejenjang yang labih tinggi. Kedua,
mungkin karena latar balakang keluarganya yang tidak
punya wawasan pendidikan dan pandangan ilmu
pengetahuan. Sehingga remaja ini menjadi putus sekolah,
dan yang lebih menghawatirkan dalam perjalanan
sebagai penggangguran dia mulai suka berteman dengan
gelandangan dan bergaul dengan teman-temannya yang
berutal.
Dalam posisi pergaulan remaja seperti ini, sudah
menjadikan wataknya seakan kehilangan impian yang
pernah dia sangat diyakini mulai semenjak usia masa
kecilnya. Seakan dia sudah tidak bisa lagi melihat masa
depannya yanng cerah, hidupnypun sudah tidak bisa
diatur oleh siapapun. Sehingga kelurganya sering
mansehati, memperingati, tetapi setelah lama-kelamaan
menjadi sangat membencinya. Kerena memang dia tidak
lagi bisa mendengar peringatan dan nasehat orang





tuanya. Mungkin semuanya ini merukan pelampiasan
kekangan hidupnya yang tidak bisa mengelak dari
kejamnya kemiskinan. Sehingga dia menjadi sangat
berutal ketika diusia keremajaannya.
Realita yang sangat menghawatirkan semua
keluarga remaja tersebut, dengan hidayah yuhan hanya
berjalan selama satu tahaun. Sesampainya diakhir tahun,
dengan sendirinya menjadi bosan dan benci pada
kebiasaan teman-temannya yang hanya bisa hidup
menjadi berandalan jalanan. Dia sungguh bagai orang
yang mendapat teguran dari tuhan untuk mengningat citacitanya
yang pernah menjadi semangat hidupnya. Setelah
dia merasakan manis-pahitnya hidup dengan berandalan
jalanan, ketika dia menyadari hidup yang demikian hanya
menyeta waktu. Hidup tak punya masa depan dan tujuan
hidup yang jelas. Sehingga dia sangat membenci
prilakunya yang talah dia alami. Seakan-akan dia ingin
mengungkapkan bahwa dirinya terperangkap dengan
kesenangan tipudaya budaya yang sangat kejam.
Setelah kejadian yang dialami oleh remaja tadi,
seiring dengan tahun ajaran barau. Khidir ini memohon
kembali kepada orang tuanya seperti semenjak usia
dininya yang punya gairah hidup dilingkungan
pendidikan. Dan orang tuanyapun mengambil keputusan
yang sangat tepat. Karena mereka takut kalau dibiarkan
hanya menjadi manusia pengacau bagi keamanan
keluarga dan masyarakatnya. Dari pengalaman
mempelajari karakter putranya orang tuanya menjadi
senang mendengar kenbali putranya minta untuk
melanjutkan pendidikannya.
Pemberian setuju yang diterima Khidir ini, bagai
turunnya kesejukan tersendiri. Dan pemuda ini langsung





mendaftarkan disekolah SMA yang tidak begitu jauh dari
desanya. Setelah pengumuman pelulusan pemuda ini
ternya lulus seleksi penerimaan siswa baru. Dan sukses
menjadi siswa baru disekolah tersebut. Oleh karena
pemuda ini ingin menuntuk pendidikannya kembali,
karena dihikmahi pengalaman hidupnya yang telah
mempelajari dirinya. Pemuda ini bercerita demikian ??
hidup yanng hanya untuk foya-foya demi kesenangan
yang sesaat, lebih baik hidup sengsara, tetapi punya
tujuan dan harapan masa depan yang jelasa dan terarah,
hal ini akan lebih berguana.??
Inilah cerita seorang anak manusia yang terjebak
pergaulan dengan tradisi kebiasaan peminum dan
pemabok. Berandalan jalanan yang hanya terus dikejar
waktu untuk hidup foya-foya yang terus jadi kendaraan
budaya, (manusia tanpak sebagai robot hawa nafsunya
sendiri). Lalu pemuda tersebut terbebas dari penjara
kehidupan mental mjiwanya yang kesar. Menjadikan
pemuda ini tersadar pada cara hidup yang labih berguna.
Pelajaran guru pengalamannya menuntun dia belajar
bersikap bijaksana. Sehingga segala sikapnya bisa untuk
memilih dan memilah jalan hidupnya yang labih
bermakna.
Setelah pengalamannya ini menjadi guru tersendiri
bagi dirinya, dia sangat bersemangat dalam menekuni
dan menempuh pendidikannya dibanngku SMA ini. Dia
menjadikan tumpuan harapan dan cita-citanya hanya
bergantung pada pendidikan. Walaupun sekali lagi
pemuda tersebut hanya hidup pas-pasan. Dia semakin
menjadi tidak peduli pada latar belakang keluarganya.
Dia berusaha keras kembali menjalani pendidikan yang





hany mementinngkan ongkos pulang pergi sekolah setiap
hari, seperti diusianya yang pernah dia jalani.
Hari demi harinya hanya dihabiskan demi
pendidikannya. Seakan dia menemukan dunianya dalam
mata batin hidupnya yang bisa membuat dia bersemangat
dengan rajin dan tekun. Terus-menerus belajar tanpa
lelah dan bosan. Dalam ceritanya yang sempat kami
dengar dari teman-temannya, dia menjalani bangkuk
SMA selama tiga tahun tanpa terasa. Sehingga waktu
meluluskan dia dari bangku SMA. Diapun menceritakan
kegembiraannya yang telah menjadi memfaat bagi
dirinya dalam membenahi dirinya setelah tersadar bisa
kembali duduk dibangkku pendidikan.
Pemuda ini menjadi banyak belajar pada
kedewasaan mentalnya yang didapat dari pengalaman
yang dia bilang sebagai anugrah selama hidupnya. Dan
juga dia menjadi orang yang gemar bertanya kepada
temannya yang lebih cerdas, lalu dia jadiakan sebagai
pelajaran untuk membangaun dirinya yang terpuruk
dalam lorong hedonesme.
Kami terharu ketika mendengar ceritanya dan salut
padanya. Pada penyesalannya terhadap pengalaman
hidupnya yanng suram. Sehingga harus dibayar dengan
curahan semangat dan kerja keras. Kehipannnya ibarat
terjajah selama satu tahun menjadi korban pergaulan
bagai terpenjara untuk melihat cemerlangnya kehidupan
yanng tertata menuju masa depannya yangn baru
ditemukan. Seakan dia bagai menemukan kemballi intan
yang pernah hilang selama seribu tahun. Diapun harus
membayar kegagalan selama satu tahun yang harus
diganti dengan pengorbanan bertahun-tahun. Sehingga
dia benar-benar menjadi pencinta ilmu yang sejati untuk





kembali mencari jatidirinya dan hargadirinya yang
pernah hilang ditelan zaman yang hitam.
Sungguh pemuda ini patut untuk dicontoh, dan
mungkin ini adalah sebuah gambaran hidayah dari tuhan.
Sehinngga tanpa disuruh oleh siapapun. Nurani
imajinasinya seakan menuntun langkah hidupnya
menjadi gembala ilmu pengetahuan. Dan hal ini perlu
menjadi catatan mengenai latar belakang kemiskinan
yang pada hakikatnya tidak harus menjadi tembok buat
anak manusia tidak berpendidikan. Karena pemmuda ini
dari keluraga yang miskin dan tak berwawasan. Akan
tetapi dengan hidayah tuhan entahkah Irhas atau
Ma??unah sehingga pemuda ini menjadi punya kekayaan
hati dan nurani, kemudian menjadi spirit semangat
hidupnya. M ungkin inilah yang seringkali dibilang
kebanyakan orang sebagai kekayaan hakiki.
Kemudian dalam perkembangan kematanngan
berpikirnya pemuda ini, setelah tamat dari bangku SMAnya,
dia mengemis pada orang tuanya untuk melanjutkan
studinya kebangkku Universitas. Sementara orang tua
dan seluruh keluarganya seakan dibuatnya tidak berdaya.
Mereka seakan tidak yakin dengan penuh perasaan tidak
percaya bergelimanng keraguan dan kecemasan untuk
bisa menbiayai putra bintang keluraga sehingga mampu
sampai tamat. Orang tuanya seakan pahit untuk
mengatakan kallimat restu, dan juga tak ada alasan untuk
bilang tidak. Lalu diapun memberikan kepercayaan
penuh dengan rasa pasrah kepada tuhan terhadap apa
yang telah menjadi garis kehidupan putra kesayangannya.
Karena orangn tuanya telah menngerti betul tentang
karakter putranya. Sebagai pemuda yang egois dengan
pendiriannya dalam meyakini kesuksesan masa





depannnya. Maka kalilmat pasrah yang dilepaskan dibibir
orang tuanya harus menjadi kodrat turunnya gerimis air
mata sekeluarga.
Kemudian seiring restu yang anugrahi oleh kalimat
sumpah buat seorang putra tercinta dijadikan bekal
senjata oleh Khidir untuk berangkat mendaftar dan
mengikuti test penerimaan mahasiswa baru disalah satu
universitas negeri. Lalu setelah pengumuman pelulusan
Khidir ini harus mengucapkan kata kalimat syukur
karena diterima sebagai mahasiswa. Walaupun kalimat
itu terucap masih penuh dengan ribuan kalimat tanya
untuk menjawab penempuhan watunya.
Ditempat kuliah inilah Khidir, menjadikan sebagai
tempat seluruh ketergantungan masa depannya.
Dihalaman tinggi yang dia jalani dalam mengasah
kemampuan berpikirnya sebagai perjalanan langkah dari
desa yang bennar-benar teruji. Sampai dia sering
bercerita tentang pertaruhan hargadirinya demi keyakinan
hidup menjadi gembala ilmmu pengetahuan. Kepasrahan
hidupnya seakan telah dia shahadadkan pada nasib
suratan yang telah tuhan kodratkan. Meskipun dia sering
berhadapan dengan wajah masalah yangn harus dia
lawan. Hidup kekurangan dan rasa lapar dia jadikan tapa
hidupnya untuk mencapai tujuan.
Betapa berat amanah tanggung jawab menjadi
seorang ilmuan yang diemban, hanya dia adukan dengan
demontrasi doa kepada tuhan. Karena dia menyadari
sepenuhnnya , bahwa kekayaan yang dia punya hanya
kebesaran jiwa. Kami tak dapat membayangkan betapa
banyak keringat yang harus dia kucurkan. Betapa banyak
tenaga yang harus dian upayakan. Seberapa dekat jarak
antara hati dan emosinya yang harus dian stabilkan.





Semoga saja tuhan memberi hidayah jalan yang terang
menuju keberhasilan. Karena dia dimata kami adalah
sosok yang punya naluri jihad, dan pemimpin yang bijak
menata kehidupan. Sebagai manusia yanng sukses
memerangi kejamnya kemiskinan.
Kami sampai hari ini hanya bisa turut mendoakan.
Semoga dia mnejadi manusia yang diangkat derajatnya
oleh tuhan. Sebagai gigihnya melawan badai kemiskinan
untuk mendapat kemenangan semangat optimis menjadi
Khalifah Tuhan diatas muka alam. Aminnnnnnnn!!!!!!!





KU INGIN KAU JATUH
KE DALAM SUMUR SALJU JIWAKU
kau bangsa bidadari
tapi, jangan kira aku beri satu harga insani
karana diriku sumur dalam
dingin dan dindingnya lumut hijau
ku butuh kau jatuh ke dalamnya
meski aku tak bakal telan
sekedar butuh kejatuhanmmu
ilham peristiwa puisiku*
* Di petik dari sajaknya Pitres Sombowadile
Sajak tadi sebagai prolog dari cerpen pemuda
berdarah dingin dalam cinta, (cuek pada kaum
perempuan). Pemuda ini bernama Radha (alias). Dia
seorang rupawan dan punya ciri khas sikap hidup dengan
sopan santun yang di kenal masyarakat mulai semenjak
di desanya. Sekarang Radha telah duduk di bangku
Universitas, tetapi sikap hidupnya tetap seperti selama
dia hidup di lingkunngan Pesantren. Sifat dan sikap itulah
yang membuat teman-temannya bahkan beanyak
perempuan yang menyukainya. Tetapi Radha ini tidak
pernah memperdulikan pada tawaran-tawaran cinta dari
seorang perempuan yang menyapanya di setiap waktu di
mana saja dia tinggal. Seakan banyak senyum yang
Radha keringkan, di manapun dia hidup tetap konsekuen
sebagai pemuda berdarah dingin.





Seiring rotasi kehidupannya, musim hidupnyapun
berganti seiring hari menjadi lusa, bulan menjadi tahun,
tahun pun tercatat dalam abad hidupnya. Radha
mendapati kebingungan. Seakan-akan dia menyadari,
ketidak mungkinan hidupnya akan selamanya tampa
perempuan. Ketika itu Radha sedang menyukai
perempuan, sebut saja Sisilia (alias) seorang gadis jelita
cantik. Hal ini menjadikan dia suka merenung
berkomonikasi dengan perasaannya. Andai kata di
bahasakan dia bertanya-tanya seakan tidak yakin pada
dirinya. Apakah dirinya benar-benar jatuh cinta atau
hanya sekedar suka da kagum.
Kini perjalanan Radha terbata bagai detik waktu.
Sisil yang pernah dia kenal hingga menjadi akrab. Benarbenar
membuat Radha jatuh hati pada gadis itu. Dalam
gumamnya seakan dia berkata ?? baru kali ini hatiku
tersobek perempuan??. Radha ini sekarang kebingungan
menghidupi dua kutub pemikirannya yang bertentangnan.
Di samping dia merasa canggung pada perempuan. Dia
juga takut untuk menjalani kisah cintanya. Katannya
takut menyakiti hati perempuan dan juga takut
kehilangan waktu belajarnya dan impian masa depannya.
Sementara Sisil yang tambah hari tambah akrab
dengan Radha. Diam-diam gadis ini juga menanamkan
perasaan suka pada Radha. Oleh karena gadis ini paham
pada sifat dan sikap karakternya Radha, dia membiarkan
cintanya mengalir sepreti air. Tetapi Sisil ini terus
menunggu waktunya tiba sampai ke muara harapannya.
Tetapi realiata yang di terima Sisil ini tidaklah sesuai
dengan harapannya. Sisil ini sudah laksana bynga mekar
berharap kumbang hinggap. Ternyata di biarkan kering





dan layu sama Radha, (ini catatan satu kali kegagalan
kodrat sang perempuan).
Sebenarnya realita pahit yang di alami Sisil tadi
bukanla kesalahan Sisil sendiri, melainkan sumber
masalahnya ada pada Radha. Karena keduanya sudah
salingn sama suka. Dua insan yang sudah sanggup hidup
dalam satu nafas cinta. Akan tetapi, karena Radha sangat
di pengaruhi masa lalunya di lingkungan pesantren.
Radha cukup sulit melepaskan perinsip hidupnya. Dia
hanya bisa menjadi perhatian publik di manapun tinggal
dengan sikap sopan dan kelembutannya. Oleh karena itu,
Radha seakan di Dewakan oleh di lingkungan hidupnya
di manapun dia tinggal.
Radha yang demikian menjadikan perinsip
hidupnya yang punya kemampuan sikap lemah lembut
pada orang yang bersikap sopan pada dirinya. Bahkan
pada suatu hari bercerita pada temannya. Gumamnya
demikian ?? masalah yang paling aku takkuti, bahkan
akku tak mampu dan tak tahu untuk menyikapi, adalah
sikap lemah lembut yang ada di depanku yanng dapat
aku lihat dengan kedua mataku??. Maka Radha dala
menyukai gadis tadi yang punya wajah anggun dan adab
sopan santun laksana putri kerajaan di matanya Radha.
Sehingga Radha pada waktu itu hanya bisa memberikan
stimulus. Tetapi tidak pernah punya keberdayaan untuk
menyikapinya. Radha ini seakan hanya bisa memberikan
harapan pada Sisil, tetapi tak bisa untuk mewujudkan.
Walaupun yang Radha alami bukanlah keinginan dirinya.
Melainkan keadaan karakter dirinya yang telah
membentuk sikapnya demikian.
Setelah Radha mengetahui pikirannya yang kacau
balauberkecamuk dalam dirinya. Ketika itu ada seorang





temannnya yang bercerita tentang gadis yang dia sukai,
bahwa gadis yang di kaguminya itu ternyata juga
menyukai dirinya. Setelah Radha tahu demikian, seakan
dia menyesalinya, dan sekarang dia memaki-maki dirinya
sebagai pelampiasan rasa sesalnya. Karena terlalu takut
m,encoba hal-hal yang baru yang terjadi dalam dirinya,
(inilah catatan kegagalan seorang lelaki). Sehingga harus
menunggu berputarnya roda waktu pada lesempatan yang
kedua kalinya dengan tanpa berputus asa. Walaupun
dalam hidup Radha seakan tetap terikrar dengan
semboyan hidupnya yang tidak tahu menghargai
perempuan untuk membayar anggun sikap lemah
lembutnya dengan naluri perasaan sikap perempuan.
Dengan harapan sepercik sinar kunang-kunang lampu di
mata Radha untuk menggapai gadis pujaanya. Radha
harus melangkah sejauh perasaan batinnya. Seraya
sambil bilang ??Ku Ingin Kau Terjatuh Ke Dalam
Sumur Salju Jiwaku??.
Tiga bulan sudah sikap cueknya Radha pada Sisil
terjadi. Lalu menjadikan sisil membencinya berbalik
seratus persen dari realita perkenalannya dengan Radha.
Seakan seumur hidup Sisil tak ingin bertemu dengan
Radha. Apalagi melihat mukanya Radha, seakan Sisil
berikrar pada dirinya untuk tidak menemui laki-laki,
seorang yang seperti Radha. Inilah korban rasa cinta yang
terus-terusan di cueki oleh orang yang di kaguminya.
Dan ini juga sebagi korban cinta yang tidak pernah di
ikrarkan. Meskipun keduanya harus salinng
menyesalinya. Tetapi setelah Sisil sadar, kemudian
mencoba untuk berpikir jernih dengan kebeningan
nuraninya. Sisil menghitung-hitung nilai positif dan
nigatifnya sifat lelaki yang sangat egois dengan sifat cuek





tadi. Baginya lelaki yang telah cuek pada dirinya adalah
lelaki laknat di matanya dalam memorinya. Lalu Sisil
dengan seksama dalam ketentraman serta ketenanngan
hati dalam emosinya mengasumsikan. Dia berkata
demikian, ??Setelah Di Pikir-Pikir Biarpun Radha
Adalah Lelaki Yang Cuek Pada Setiap Perempuan,
Tetapi Dia Tidak Pernah Memperdayai Perempuan
Untuk Di Mamfaatkan, Bahkan Aku Tidak Pernah
Mendengar, Kisahnya Cintanya Radhahabis Manis
Sepah Di Buang,??(positifnya sifat cuek). Hal ini yang
membuat Sisil kembali berhasrat untuk bisa mndampingi
hidup Radha manusia yang yang punya karaktar cuek
pada perempuan. Sehingga pengalaman satu kali harus
menelan pahitnnya di cueki Radha, di jadikan tantangan
untuk manggapai dan memilikinya.
Sekarang Sisil muali mencari-cari cara dan
strategi. Karena Sisil yakin di cela-cela sifat cueknya
Radha ada tempat yang sejuk yang bisa di jadikan tempat
berlindung. Sisil seakan-akan mengerti betul terhadap
perjalanan lalu lintas cintanya dengan Radha. Sisil
sekaranng berpikiran demikian. Jika Prnah cuek pada
dirinya, Sisil manganggapnyna sebagi lampu merah
perjalanan cintanya. Dan Sisil berkata, ??saatnya
menunggu lampu hijau dan saatnya mempersiapkan
segala upaya??. Dengan rasa pasrahnya Sisil tak ingin
melakukan kesalahan walau sekecil apapun agar bisa
mencapai lampu kuning yang hanya menunggu katub
bilik hatinya Radha. Tampa menunggu waktu lama lagi,
Sisil mendatangi Radha dengan rasa menyerah pasrah.
Dan dia bercerita di depan Radha, ??sekarang aku datang
padamu tak untuk minta apap-apa darimu, hanya ingin
aku beri tahu bahwa keputusanmu adlah kodrat





bagikudan aku tak tahu harus berbuat apa? Hanya
kaulah yang bisa membuat aku bahagia atau kecewa??.
Kalimat yang di ungkapkan Sisil ini cukup membuat
Radha terkesima mendengarnya. Seketika itu juga seakan
lenyap sikap cueknya pada perempuan. Empatinya
menngalir laksana sungai, kemudian di pegang tanngan
Sisil dengan erat sambil bilanng inilah muara cinta kita
yang bukan milik siapa-siapa, tetapi ini adalah milik kita,
(catatn gigihnya wanita menggapai cinta).
Mendengar pengakuan suara Radha, Sisil
mengigil. Laksana sang Rasul letika kedatangan tamu
Jibril. Seketika itu juga menetes dari kelopak mata Sisil
air mata suci bening sebagi saksi rasa bahagianya . Sisil
dan Radah merasakan kebahagiaan yang tiada taranya.
Usaha dan kegigihannya untuk mengagpai cintanya
mengucurkan keringat kuning. Sekarang menjadi kolam
cintanya. Deritanya sirna seketika itu juga bagaikan
kemarau satu tahun, lenyap seketika hujan. Inilah kisah
cinta yang sangat berarti dan sangat melegenda di alami
insan anak manusia. Seorang pemuda yang berharap
jatuhnya purnama di pangkuannya. Dan tiba-tiba menjadi
kenyataan. Perempuan nan anggun berbusana rapi
berperadaban sopan benar-benar terjatuh ke dalam sumur
salju jiwanya.
Inilah peristiwa cinta yang juga pernah di
ungkapkan oleh penyair dunia ?? Kahlil Gibran?? katanya,
?? cinta bagai burung yang ingin di tangkap, tapi tak
ingin sehelai bulupun ada yang terjatu??. Singkat cerita
ini Sisil pun menjadi burung dalam sangkar hatinya
Radha. Mereka sekarang merajut cinta, hidup penuh
saling percaya dan saling mem,bagi rasa bersama.





Sungguh mereka benar-benar hidup dalam sangkar surga
cinta





CAHAYA GERHANA
KISAH LELAKI YANG TERSESAT DI LORONG
CINTA DI SAAT PANAH CINTANYA JATUH DI
DASAR SAMUDRA
Pertama
Pada suatu kejadian yang sangat berarti ketika
mata menjabat rasa menjadi sahabat jiwa.Waktu itu
bertetan liburan semesteran. HMJ mengadakan Baksos
yang menjadi jalan aku menuju pencarian yang sangat
menakjubkan. Sebenarnya tak pernah terlintas dalam
bayangan dan pikiran bahwa jiwa ini akan menemukan
sosok pujaan yang tercipta jadi kenangan panjang.
Berawal dari saling bertanya nama, semakin hari terasa
semakin menajadi keindahan dalam bayangan. Sehingga
pada suatu hari seakan waktu memberi kesempatan
untukku, hingga aku sempat menemaninya ketika dia
bermain game soliter di lab Madrasah ditempat baksos
dilaksanakan. Kemuadian teriring hari yang semakin
dewasa aku mengenal dia dalam sopan santun yang
membuat aku terpesona, aku minta nomer HP-nya dan
dia memberinya seakan semudah rasaku yang ingin
mekar dalam cinta. Dan dalam kesempatan waktu disaat
temen-temen semuanya dalam keadaan yang sangat
sibuk, aku sempat membaya digital yang merupan
pasilitas baksos, lalu akupun sempat mengambil
gambarnya dia orang yang sangat menjadi pujaan dalam
sanubari yang tak kuasa aku ingkari.Semakin hari rasa
kagumku semakin terjadi, lalu aku meminta izin pada





gadis ini untuk mencetak fotonya untuk aku jadikan
penenang dalam bayangan yang terus meronta untuk aku
jujur dalam rasa cinta.
Karena dalam cerita hatiku gadis ini telah menjadi
tujuan untuk aku membangun cinta bersamanya, seakan
kata hati selalu bercerita tentang cantiknya dia dan
bayangan indah sopan tingkahnya menjadi lemahku dan
seakan mengharuskanku untuk belajar dalam berjalan
dan menelusuri licin dan halusnya langkah cinta.
Kemudian rasa ingin bertemu terjadi terus-menerus yang
aku seakan tak pernah sadar kemampuan apakah yang
telah menjadi api semangat ini. Keinginan untuk aku bisa
memandangnya, memebuat aku harus mampir di tempat
posnya dimana dia tinggal sewaktu di baksos itu. Tentu
hal ini bukan suatu yang bisa ku lakukan dengan mudah,
seakan tantangan untuk melawan peasaan untuk bisa
saimpai risalah hati ini yang memberikan kesempatan
aku berdusta walau pada perasaan diri.Setelah baksos
usai, rasa jiwa sungguh menjadi utovia dalam rasa cinta
yang hidup menjadi nafas bayangan dalan
sanubariku.sesampainya di kontrakan, rasa kagumku tak
bisa hilang dan tiba-tiba menjadi rindu yang terus hantui
bayangan dari siang kemalam, dari malam ke siang lagi.
Aku terus bertanya, apakah ini benar kekuatan cinta terus
ku kayuh dalam gelisah memaksaku untuk SMS dia, aku
bilang untuk menemuinya dan akupun bisa menemui dia
di pondoknya yang jaraknya tidak jauh dari kampus hijau
sebagai tempat cinta bercerita.
Dalam pertemuan ini waktu seakan memberikan
kesempatan yang sangat singkat sekali, hingga aku hanya
bisa ngomong beberapa kata dengan penuh kaku, karena
emosi perasaan cinta seakan mamaksa untuk ungkapkan





kejujuran hati, tapi aku sadari ini bukan waktu yang
tepat, lalu aku pulang, tapi sesampainya di kontrakan rasa
risau dan kegelisahan semakin terjadi.Sungguhlah ini
perjalanan yang jauh, sampai aku temukan diriku dalam
keadaan yang sangat lemah dan kuyup. Dayaku hanya
ada dalam rasa cinta dan di paksa untuk aku menemukan
gadis yang paling menjadi mawar hati yang indahnya
hanya bisa tercium dalam bayangan. Sungguhlah gadis
ini semakin hari semakin kuat menjadi gelombang hasrat
yang terus menjadi mesin dalam jiwa. Tak kuasaku
memenjarakan semuanya, lalu aku SMS dia lagi meminta
menemuiku di kampus dan kebetulan waktu itu
pemprogman kartu rencana study , diapun datang di
kampus tempat yang aku janjikan, karena dia sambil lalu
mau memprogram mata pelajarannya maka aku
membantu dia dalam memprogram dan mengurus
nilainya yang bermasalah, disinilah yang sempat aku
sedikit bangga, melihat dia gembira ketika nilainya bisa
di rubah setelah aku membantu mengurusnya dari nilai
dua koma berapalah aku tak tahu, hingga menjadi tiga
koma delapan.Seusainya proses tadi, karena waktu sudah
siang lalu pulang besama dan berpisah di halaman
kampus, aku menuju kontarakan dan diapun menuju
pondoknya.
Dari kejadian yang telah terjadi menjadikan
renungan semakin hidup dan hayalanpun semakin tinggi
terbentang seluas cakra langit tuhan, aku tak tau lagi dan
bahkan aku terasa tak mengerti yang semula tujuanku
hanya kuliah, tiba-tiba cinta hadir memiliku menjadikan
aku terlupa dalam sejenak akan pesan orang tuaku, akan
tujuan masa depanku, seakan ini bagai kesuksesan yang
tak dapat lagi untuk dibandiangkan, karena memang





emosiku , perhatianku, seakan semuanya yang ada adalah
milik cinta dan hidup dalam kasih sayang yang tulus
yang lebi aku hargai dari pada ragaku sendiri.Ini kejadian
yang aku rasakan keajaiban, kalapun banyak orang yang
bilang kalau cinta adalah anugrah dari tuhan yang
menjadi hukum alam di atas dunia yang sempurna ini.
Aku terus bertanya, tapi tak dapat aku jawab dengan
penjelasan kata. Keberadaanku menjadi gelisah dan
merasa sakit yang tak dapat aku obati dengan obat,
menajdi hausku yang panjang yang tak dapat aku
hilangkan dahagaku dengan bening dan kejernihan air.
Aku hanya bisa menjawab dengan suara hati kecil, dan
kebenarannya hanya cukup untukku saja, mungkin inilah
anugrah cinta yang aku benarkan dengan nuraniku
sendiri.
Disinilah aku temukan kebahagiaan dengan apa
adanya, terasa bagai kenyataan menikmati surga cinta,
walau aku sadari adalah kemabukan dan kegilaan apa
yang telah aku alami. Kemudian seiring detik yang
berputar, hari silih berganti namun dia tetap menjadi
bunga dalam ingatan dan pikiran. Aku semakin tak
sanggup membawa perasaan yang semakin membakar
dan menjalar dalam denyut nadiku, aku SMS dia lagi,
seperti biasa ketemuan di kampus dan bertepatan karena
waktu itu adalah hari liburan, diapun datang memenuhi
undanganku.
Dari panjang perbincangan yang ku maksudkan
untuk ungkapkan perasaan, emosiku menjadi musuhku
yang sangat ulung, menyebabkan aku hanya bisa
ungkapkan kata yang bisa aku lepas dibibirku yang
gemetar bergelimang keraguan dan harapan, karena
perasaan jiwa bagai badai menerjangku seketika, tapi aku





paksakan melawan emosi ini lalu ku angkat dari rasa jiwa
yang jernih kemudian ku bilang ?? Aku Menyukaimu??,
terlepasnya kata ini di lidahku menjadikan suasana yang
anginpun seakan berhenti menjadi sunyi di sekelilingku.
Kemudian kata singkat itu menjadi penjara dalam
perasaan dan emosiku seakan suara yang lepas di bibirku
bagai kutukan bagi hidup,seakan hanya untuk hidup
terpungguk menunggu jawaban, hari demi hari HP di
tunggu berdering, detik demi detik aku terus tanyakan
kepada waktu bahkan di langit kamar hidup ku harap
engkau menjadi lentera yang dapat terangi penantian ini,
lalu sampil menunggu ku tulis sebuah puisi.
Di tengah malam tanpa suara
Ku duduk menanti di atas bumi buih.
Ku terasa meratap wajahmu pada bundar
rembulan.
Terangi gelap di kelam hati ini.
Menantiku sepi seorang diri.
Bersama asa bayangan menari.
Saat cinta membelah jiwa.
Hangatkan rasa rindu membakar hati.
Engkau bagitu sejuk di kelopak mataku.
Engkau bagitu indah dalam lamunanku.
Menjelma di detik-detik ilusiku.
Terpancar yakin dalam ketulusan cinta bersemi.
Engkau menjadi bunga taman hati
Setelah aku tulis sajak itu aku tertidur, tapi
perasaan terasa terus berjalan membata langkah dalam
kehampaan. Mimpiku terasa bagai dlam pelayaran, ketika
terbangun dari tidur aku mengira sudah sampai di pulau
harapan untuk aku temukan jawaban, tapi ternyata aku
masih berada di tenngah gemuruh ombak dalam skeptis





antara aku tenggelam dan mati atau aku mesti sampai ke
pantai pasir putih ke pulau cinta bersemi.
Sungguh perantauan cinta ini memaksa gelisah
dan juga lara yang tiada terlihat dalam luka, kadang aku
berpikir untuk kembali bagai matahari yang ingin pulang
keharibaan ufuk manghribi untuk aku dapati kesejukan
dalam hati yang tentram terpeluk malam. Dalam perasaan
begini aku hanya terus membumbung doa seluas langit,
lautan, seluas cakrawala tuhan yang di bentangkan di atas
alam, sebab aku hanya kuasa memohon hidayah, jika
memang benar cinta akan menjadi anugrah, ku yakin
tuhan tidak akan salah menghadirkan hidupku kealam
dunia.Dan yang terahir aku berdoa, semoga ini menjadi
jalan yang tuhan meridhoi.
Inilah sepintas cerita kupu-kupu yang hinggap di
kebun bunga untuk mencari madu yang akan di jadikan
penawar emosi yang berlaga dalam perasaan penantian
menunggu jawaban cinta, dalam cerita singkat ini, seakan
ada pembelajaran kesabaran Ibrahim untuk mendapat
kebenaran, ada pembelajaran Musa hingga mendapat
kemulyaan, dan juga ada pembelajaran Adam untuk
mengapai Mawaddah Wa Rohmah, semoga tuhan masih
menghendaki yang demikian. Aminn.
Kedua
Kala semua orang bilang penantian membosankan
dan mennggelisakan bahkan menjengkelkan, itu memang
benar. Tapi kebenaran akan tetap menjadi kebenaran.
Keyakinan dalam ketulusan mesti harus tercapai
walaupun mesti menjadi rasa yang sangat pahit. Lama
dalam penantian, lewat SMS tak ada jawaban cintaku
yang ku harap di merdekakan oleh wanita gadis pujaan
yang jadi pilihan, tapi malah menjadi waktu yang





mengasingkan antara emosi dan perasaan, sehingga
keyakinan hidup menjadi rapuh menyandarkan asa yang
tak pernah di ketahui apakah memang telah mati, dalam
kenyataan ini aku tuliskan rasa bimbang yang dalam
dengan susunan kata, sebagai perjalanan rasa ??Hidup
Tersalib Rasa Cinta??.
Apa yang harus aku lakukan.
Kala cinta menjadi tiang salib dalam hidupku.
Kaki tak dapat di langkahkan.
Tangan telentang dalam ikatan.
Pandangan hanya melotot dalam ratapan.
Suaraku pasrah pada kodrat suratan
Biarlah cinta meninggalkanku.
Menanti Menunggu.
Atau aku harus menangis.
Aku hanya terus bertanya .
Siapakah sebenarnya sang pencinta .
Bila gereja jiwa membuat aku bingung.
Dan bahkan mungkin aku harus menangis .
Pujaan hati seakan mngantarkanku .
Pada asa yang menyeksaku.
Bahkan membunuh semangatku.
Haruskah keyakinan cinta.
Mesti turunkan gerimis air mata
Dalam galau penuh kerisauan, aku terkadang
merasa menyesal terhadap apa yang telah aku perbuat
terasa berada dalam kebodohan yang terus menyeksa.
Tapi dalam kesunyean kala aku harus berpikir jernih rasa
cinta yang membangun ketulusan hati tak kuasa aku
ingkari sebelum aku temukan kuburan cinta entahlah
diriku sendiri yang menjadi nisan dalam kehidupan.





Berjalan bersama harapan yang penuh dengan
rasa setres dalam jiwa yang harus aku alami, hanya kuasa
berkirim pesan lewat handpone untuk bisa berkomonikasi
dengan dia gadis yang paling aku kagumi, karena pada
waktu ini aku kebetulan pulang berada di tanah daerahku
di pulau madu maduraku tercinta, aku hanya bisa
berkirim pesan sebagai berikut, sebab aku merasa penuh
kesalahan seakan aku egois, karena memang aku sudah
tak bisa lagi menahan emosi yang terus memaksaku
untuk memberontak dalam kearifan nurani yang sudah
mengering penuh harapan cinta untuk bisa
menyejukkannya.
Kuasaku, hanya bisa kirim berita cemas yang
penuh harap melalui bahasa yang mati terkirim melalui
layar handponku dengan bahasa berikut, ??maafkanlah
semuanya yang terjadi, mungkin itu semua turun dari
sikap dan pemikiran picikku yang tak mampu ku
kendalikan dalam kebodohan dan ketololan, sehingga
jalan yang begini mesti menjadi barisan langkah yang
terbata dan mengantarkanku untuk memilihmu sebagai
pilihan hati. Aku tahu hari ini tak hidup dalam akal
sehatku dan aku tak mampu berbuat arif untuk
membedakan egoisku dan suara hatiku, kekuatan cinta
terjadi dalam hidupku bagai kemiskinan melanda dalam
hidup yang harus aku jalani untuk terus memaksa
melawan suratan yang seakan tercipta dalam nestapa.
Sungguh ini adalah pelajaran sekaligus yang
menantangku, antara aku sebagai makhluk tuhan dan
individu, yang hanya mampu berperasaan untuk
merasakan nikmatnya kehidupan dan penderitaan yang
telah tuhan anugrahkan. Dalam benakku hanya terus
bertanya mungkinkah tuhan hendak menguji hamba





seperti aku yang hanya punya kekayaan rasa untuk
mencintai dengan tulus dalam keyakinan.
Terbendung semuanya dalam kantong harapan,
keindahan rasa menjadi catik dalam bayangan menjadi
pilihanku untuk mencintai seorang gadis yang penuh
sopan santun, tak sedikitpun ada cela cinta yang
tersimpan di pelupuk mataku membuat aku tak bisa
melupakannya. Sungguh keyakinan ini memaksaku, aku
lagi-lagi menjadi bertanya. Mungkinkah kematian
seorang Al-Hallaj, menjadi jalan yang tersisa untuk aku
terpuruk dalam keyakinan cinta yang tak pernah ada
orang lain yang tahu, sekalipun tahu takkan pernah ada
orang yang perduli. Tapi biarlah kebenaran ini mencipta
legenda, atau sejarah hidupku dengan sendirinya untuk
mencari kodratnya sendiri di atas alam.
Setelah aku temukan tubuhku telah lelah tanpa
daya. Aku berpikir kembali tentang keyakinan diri,
tentang kejujuran yang terungakap dengan semua rasa
dalam perasaan, walau dalam hati masih bilang ??bahwa
aku mencintainya?? walau mesti masih menjadi tangis
yang harus ku tangisi, karena gadis itu tetap menjadi
pilihan yang masih taki dapat aku menggenggam dengan
ketulusan saling mencinta. Teruslah bersama jalanan aku
membawa pertanyaan yang sangat mempusingkan tak
kepalang membeku diotakku. Sampainya disini aku
menuliskannya kembali sebuah puisi, karena wanita ini
benar-benar menjadi nafas cinta dalam hidupku.
Disini mekar bagai mawar
Terkenang senyummu yang menancap di kalbuku
Hidup bagai setangkai gubahan melati
Membawaku berhayal sepanjang hari
Bayanganmu tak kuasa ku buang di kelopak mata ini





Membawaku tak nyenyak dalam tidur
Usang dalam asa dan lamunan
Tergantung semuaku
Bagai ranting bernafas dalam cintamu
Tapi aku bukan dirimu
Dan kaupun bukan diriku
Aku hanya bisa hidup di sekeliling cintamu
Hingga ragaku membatu dalam penantian
Saat terbit mentari aku memuja
Dalam malan yang sunyi aku mendamba purnama
Tapi tak ada yang lebih semuanya
Tak aku temukan kehidupan cinta disana
Hanya dirimu yang tertulis menjadi kalimat cintaku
Hingga membuat ragaku bergerak dan bersemanmgat
Menjadi nafas cinta abadi hidupku
Bangkitkan hasrat dan jantung hati
Sungguh engkaulah yang mengajari aku
Belajar menjadi karang hati
Yang harus tertulis kalimat-kalimat ombak
Menjadi pahatan risalah cinta
Berjalan dalam keadaan penuh perasaan sangat
membuat fikiran pening untuk mencari kebijakan diri.
Lalu aku mengevaluasi diri dan seakan bilang pada diriku
sendiri, ahwa aku kasar, dan tindakanku kejam demi
ketusan dalam egoisku sendiri membawa hasrat untuk
penuh ketulusan dan kejujuran dan kesetiaan yang aku
yakini sebagai kebaikan. Terasa semua ini harus bagai
kebaikan ynag pasti aku perjuangkan. Dalam aku hidup
bagai risaunya patriotik demi menjaga martabat bangsa
dan negara.





Dalam realita seperti ini, bahasa nuraniku seakan
berkata. Biarlah perhargaan tak sebanding dengan
penderitaan takkan pernah aku untuk mengkalkulasikan
sebagai kerugian. Karena aku tetap bangga walau hanya
sedetik jiwa cinta ini merdeka. Dari pada nafu egoisku
menjadi tirani dalam jiwaku, hingga aku harus mati
dalam bodoh dan tololnya penyesalan.
Perjalanan hampa ini, sungguh menguras air mata
untuk menjadi tinta yang usil dalam lidi penaku, untuk
tercatat leganda yang disucikan oleh hayalan dan
renungan terus berharap dapati cinta yang di ridhoi tuhan.
Memang semuanya ini adalah buah renungan, harapan,
ratapan, kehampaan, kerinduan, rasa risau, gelisah yang
berputar dalam roda jiwa menjadi kata yang sangat aku
banggakan.
Ketiga
Setelah perjalan cukup melelakan. Aku tersadar
akan semuanya terhadap apa yang telah kau alami dalam
jiwa yang terhukum dalam sarang cinta. Aku rasakan
banyak kesalahan yang telah aku perbuat pada seorang
gadis yang menjadi pujaan jiwa tak pernah bosan
rindukan cinta.
Aku seakan mendengar bisikan hatiku. Bagai
interuksi memaksaku memahami hidup yang sejati ??
jangan jadikan orang disekelilingmu menjadi penyakit
dengan kehadiranmu?? inilah bisik jiwaku yang dapat aku
dengarkan dengan nurani.
Kemudian aku hanya bisa meminta dengan
permohonan kata maaf. Melalui surat telepon genggam
aku tuliskan kepada dia, ?? maafkanlah semuanya yang
terjadi. Mungkin itu semua yang telah aku perbuat
padammua adalah buah pemikiran picikku. Serakahku





yang tak pernah bisa aku kendalikan. Sehingga jalan
yanng begini mesti menjadi barisan langkah yang terbata.
Untuk aku lahir memilih-pilihan dalam keberadaanmu.
Akal sehatku tak mampu berbuat arif untuk membedakan
egoisku dan suara nurani. Karena kekuatan cinta yang
terjadi dalam hidupku. Laksana kemiskinan yang
melanda dan terjadi dalam hidupkuk yang
membutuhkanmu. Aku hanya bisa diam dan bisu dalam
siksa jiwa terus membawaku menjadi berharap dalam
kehampaan. Demi harapan ini yang telah memilihmu
dalam indahnya kecantikan yanng tak bisa aku lupakan.
Sehingga aku tak kuasa menelan bodohnya ketololan diri.
Keyakinan ini memaksaku untuk jujur ungkapkan semua
rasa. Dalam perasaan (bahwa aku mencintaimu).
Aku rasakan semuanya dan menjadi tanngis yang
harus aku tangisi. Karena dia menajdi pililhan yang takku
dapat dengan tambang cinta. Dari semua ini aku terus
bertanya dan berharap kesetiaan. Karena kodrat rasa
dalam jiwa ini, bagai tanah yang kering dan gersang
butuhkan setetes air. Walau itu harus terjadi dalam
gerimis air mataku sendiri. Aku yakin untuk menanam
benih cinta mulia ini yang panjang aku bawa dalam
kelana.
Dari perjanan ini. Lalu rasa bimbang , rasa takut,
terus terjadi dalam aku berkomunikasi dengan suara
hatiku sendiri. Sehingga aku bagai temukan diriku.
Benar=benar berada dalam kelemahan dan
ketakberdayaan. Seakan ada kekuatan yang lain terjadi
dalam diriku dan membawaku melamun dan berhayal.
Dan aku terus menjadi penanya bagi perasaan yang tak
pernah aku tahu. Tanyaku ?? benarkah ini kekuatan cinta?
Adakah yang aku alami akan jadi hadiah cinta? Dan





mungkinkah aku akan bisa menngenggam manjadi
nyata?. Aku terus bertanya keabadian cinta entahlah
dimana berada. Disinilah aku menemui perasaan diri.
Ternyata berat aku melawan diri. Aku seakan tak bijak
menimbang hak asasi seorang saudari. Dan aku seakan
terlalu bernafsu memaksakan kehendak karena memang
telah menjadi surga rasa dalam ketulusan dan keyakinan
hati.
Kisah menjadikan aku. Tak tahu lagi akan
keindahan dan warna yanng manawan dimata ini. Tak
ada lagi pujaan kecantikan dalam diriku. Tak ada lagi
bunga yang harum di sekekelilingku. Kala dirimu mesti
kecewakan aku. Kala dirimu mesti tak bisa jujur dalam
kesetiaanmu, yang mesti akan ku tunggu sepanjang nafas
zaman masih berhembus ditenggorokan. Dan juga kisah
ini bisa membuat aku berbolak-balik dalam pikiran yang
aku tak pernah tahu kapan akan berakhir. Sendirianku
bergumam demikian, ?? tegakah dirimu membunuhku
yang sangat percaya akan kekutan cinta??.
Sambil aku renungkan apa yang telah aku
ucapkan. Aku meraba-raba apa yang telah aku lakukan.
Aku menjadi berpikir kembali dengan pertanyaan.
Apakah sikapku kasar dan munkinkah tindakanku kejam
demi apa yang sangat akua yakini.
Namun pada hakikatnya aku hanya melawan
jatuhnya harga diri. Sementara yang aku harapkan
bukanlah hadiah penghargaan. Aku hanya ingin biarpun
sedetik jiwa ini merdeka dari pada nafsu egois menjadi
tirani dalam diri yang kemudian membuat aku harus
membayar dengan penyesalan karena kegagalan untuk
menyesali apa yang tak pernah aku coba bertaruh harga
diri dihadapan orang yang paling disayangi.





Sekarang tak ada lagi yang dapat aku ceritakan
dalam usilnya lidi pena dijariku ini. Selain renungan,
ratapan,harapan, kehampaan, kerinduan dalam rasa risau
dan kegelisahan yang berputar dalam roda jiwa. Tapi
realita ini sangat aku banggakan, karana aku bisa
merinduimu. Dan kenyataan ini yang membuat aku tak
bisa berbuat banyak, ternyata tidak membuiat aku bisa
menjadi putus asa. Terasa tak berdenyut di jantungku
kala aku harus menjadi lelaki yanng prustasi. Karena
keyakinan dalam ketulusan telah menjadi nadi yang
mampu cairkan darah cinta.
Sebelum tinta air mata dalam gelisah jiwa ini
menjadi kidunng epilog harapanku. Izinkan bunga
cintaku hidup hingga mekar dalam kebun hatimu. Demi
aku yang hanya berharap dan memohan kejujuran dan
ketulusanmu. Tapi sekali lagi maafkan aku atas
kelancangan yang telah aku perbuat untukmu. Sebab
tuhan seakan tidak memperkenalkan aku pada engkau
dalam kecantikan dan keindahan. Melainkan
memperkenalkan aku pada dirimu dengan rasa cinta yang
memaksaku untuk tulus menjadi seorang pencinta yang
pasrah dan tak takut terhadap apa yang harus dialami.
Inilah yang tak bisa aku tolak hadirnya dalam jiwa
sebagai suratan. Tak pernah aku impikan aku pinta dalam
doa . ini terjadi seketika disaat mataku tersinggah dalam
keangguna dan kecantikanmu. Sungguh engkau bagai
anugrah dan hidayah. Trkadang juga bagi musuh dalam
percaturan jiwaku. Nammun mesti harus aku lawan
semuanya. Rasa takut dan bingungpun terjadi. Dan
hanyna satu alasan yang bisa membuat aku tegar. Aku
memilih dengan kata ungkapkan cinta. Inilah yang aku
pertaruhkan untuk cinta sebagi bukti aku bukan pengecut.





Walaupun aku bagai anak tawanan menjadi lelaki yang
mesti berharap pada belas kasih seorang wanita.
Setelah aku ungkapkan dengan penuh keyakinan.
Aku hanya bisa berharap menanti jawaban pasti. Aku
menanti jawabannya sebagai syarat untuk aku bisa
melepas gelisah dan sengsara melawan raga jiwa.
Keempat
Dari cerita asmara yang berjalan untuk
menemukan cinta. Sungguh aku harus menemukan
jawaban diri bahwa aku benar-benar jatuh cinta. Dan rasa
cinta ini terus terbawa kemanapun langkahku membawa
sinnggah hidupku.
Sehingga pada suatu ketika aku pulang ketanah
daerah, tepatnya di pulau garam sana, yang kata orang
dareha gersang dan panas. Yaitu daerah Sumenep daerah
maduraku tercinta. Bayangan wanita yangku sayang dan
ku cinta sepenuh jiwa terasa hidup subur. Terngiang di
pelupuk mata dia telah membuat aku sangat bisa untuk
belajar menyayangi wanita yang cukup membuat akuk
gelisah. Malam-malam menajdi pendek untuk akku
pejamkan mata. Jauhnya nantra Madura dan M alang
sungguh menjadi perjalanan yang hampa. Menjadi
Aku pertannyakan apa yanng dapat aku rasakan
dalam kerinduan. Aku yang disini hanya dapat pandangi
gambarmu. Hanya mampu bayangkan setiamu. Benarkah
cinta yang begini juga menjadi cerita cintammu? Seperti
bayanganku yang terus menyulam legenda dan kisah
terindah untuk aku bisa hidup dalam cinta yang telah bisa
mengalahkan aku dalam segalanya.
Sesampainya disini aku seakan tak mampu untuk
memaknai perkataannya seorang penyair besar seperti
Kahlil Gibran ?? cinta itu bagai burung yang ingin





ditangkap, tapi tak ingi sehelai bulupun ada yang jatuh??.
Seperti mutuiara katanya penyair tadi seakan cintaku
harus aku jalani sepanjang abad menjadi catatan jiwa.
Kelima
Perjalanan cinta yang berkicau dalam sura
burunng bagai dialog percakapan dalam sandiwara di atas
podium jiwa. Realita sekejam apapun takkan bisa
dielakkan. Disaat matahari tak teras lagi sebagai cahaya.
Purnamapun menjadi gerhana ditengah badai aku
melangkah. Aku terpuruk harus berhenti mengejar
lanngkah cinta. Walau cantiknya sang surya masih
terpikat senyumnya. Dan purnama masih menjadi
bayangan yang terus aku harap hadirnya. Dalam pungguk
hidupkku yang kelam. Terlalu banyak hasratku mati
dipangkuannya. Empatipun bagai api lilin yang
membakar seluruh yangn ada dalam diriku. Inilah rasa
sekeptis dalam ketulusan dan keyakinan. Hingga
tenngelam ditengah rasa mencintai. Terpaksa keyakinan
dan ketulusan cinta. Terjadi bagai layar yang tersobek
badai. Bosan dan engan menemanikku dan membawaku.
Tingngallah pilihan pasrah mendayunng derita bersama
puing-puing kehancuran cinta. Inilah sejarah cinta. Bahsa
kejujuran yang hanya jadi harga diri sampah tertumpuk
dalam keranjang jiwa.
Vonis hadiah cinta cukup membuat aku terbakar
dalam luka dan nestapa jiwa. Hari ini dan disin aku hanya
bisa bertanya. Kenapa engkau tak jujur sebelulm
terlampau aku lemah dihadapanmmu. Sekalipun aku
mencoba bangkit dari keterpurukan ini, tapi
bayanganmmu bagai terus melemahkankuk. Lalu engkau
bagai meninggalkanku yang membuat aku kesasar.





Seakan tak ku temukan pintu hidupku aku bisa lari
melepaskan perasaan yang aku alami.
Tapi aku tak bisa melangkahkan kaki untuk
mencari ketentraman jiwa. Aku bagai takkan pernah lagi
temukan, walau hanya sepercik lentera mesti menjadi
kunang-kunang jiwa. Aku menyadari dan merasa
kehilangan ketika engkau bilang ?? asaku telah aku
sandarkan pada orang yanng telah lebih dahulu sebelum
kamu mencintaiku??.
BIOGRAFI PENULIS





HOZAINI lahir di Sumenep, 17-08-1983. Tamat sekolah
dasar(SD/MI) tahun 1997 di Madrasah Ibtidaiyah
Taufiqurrrhman Longos Gapura, Sumenep. Tamat
SLTP/MTs Thn 2000. di Sekolah Al-Huda Gapura
Timur, Gapura Sumenep. Dan setelah itu putus sekolah
selama satu tahun. Kemudian melanjutkan study lagi di
tingkat SLTA/SMA dan tamat pada tahun 2004. di SMA
Nasy??atul Muta??allimin, Gapura Timur, Sumenep
Madura. Sementara sekarang masih di bangku kuliah, di
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) Malang.
Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Aktif di berbagai organisasi Kampus, diantaranya:
� Jurnalis kampus, sebagai pengelola kolom
sastra
� Pengelola kajian diskusi forum lingkar
study islam kampus
� Pendiri lingkar seni (UI, Unlimitted
Imagination) UIN Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar