Rabu, 02 Februari 2011
asal usul nomor punggung
Kapan nomor punggung di
kostum pemain bola mulai
digunakan? Jawabannya,
di tanggal 25 Agustus
1928, Arsenal dan Chelsea
menorehkan nomor
punggung di baju mereka
saat bertanding melawan
The Wednesday
(kemudian jadi Sheffield
Wednesday) serta
Swansea Town di hari
yang sama.
Setelah beberapa kali
eksperimen – tentu ada
pihak kontra yang
beranggapan nomor
punggung bisa merusak
warna kostum – maka
Inggris memutuskan
memberlakukan nomor
punggung sebagai bentuk
permanen dari kostum
pesepakbola. Awalnya,
sebelas pemain starting
memakai pakaian
bernomor punggung yang
dirunut dari angka 1
hingga 11, dan seorang
pemain dapat
menggunakan nomor
punggung berbeda dalam
satu musim.
Walau tak ada aturan
pasti yang menentukan
nomor punggung
mewakili posisi tertentu
di lapangan, secara de
facto sebuah standar
telah muncul dan dipakai
sebagian besar tim
sepakbola, dengan
beberapa pengecualian.
Secara umum para
penjaga gawang
memakai nomor
punggung 1. Kesepakatan
tak tertulis ini nyaris
diterima secara universal.
Bek atau pemain
belakang mengunakan
nomor 2 dan 6. Para
gelandang kebanyakan
memakai nomor 4, 6, 7, 8,
10, serta 11 (nomor 11
dan 7 secara tipikal
digunakan para pemain
sayap kiri dan kanan).
Sementara para striker
suka menggunakan
nomor 9 dan 10, dan
kadang walau kurang
populer nomor 7, 8, serta
11.
Tatkala sistem
pergantian pemain
diperkenalkan dalam
sepakbola di tahun 1965,
pemain cadangan
mengambil nomor
punggung 12; saat pemain
pengganti kedua
diperkenankan, mereka
mengenakan nomor 14.
Yap, para pemain kala itu
masih gentar memakai
nomor 13 karena masih
percaya takhyul angka
tersebut bisa
mendatangkan sial.
Pemakaian nomor
punggung yang
ditetapkan secara pasti
pada tiap pemain dalam
sebuah skuad
diperkenalkan pada Piala
Dunia 1954. Setiap pemain
dari masing-masing
negara yang masuk
daftar 22 pemain
memakai nomor
punggung tertentu dan
sama sepanjang
turnamen berlangsung.
Hasilnya, nomor punggung
12 hingga 22 bisa
diberikan pemain lainnya
di dalam skuad, tanpa
perlu memperhatikan
posisi pemain
bersangkutan di
lapangan.
So, ini berarti sebuah tim
dapat memasukkan
pemain sebagai starter
tanpa perlu
mengutamakan pemain
bernomor punggung 1
hingga 11. Meski nomor
punggung 1 sampai 11
cenderung diberikan pada
para pemain dalam
lingkup line-up inti, fakta
di lapangan tak mesti
harus begitu dengan
berbagai macam alasan.
Contoh paling beken
adalah Johan Cruyff yang
bersikeras menggunakan
nomor 14.
SESUAI ALPHABET
Timnas Argentina
melakukan kiat
penomoran saat Piala
Dunia 1978 dan 1982
dengan cara berbeda,
yakni mengurutkan
sesuai nama sang pemain
secara alphabet. Hasilnya,
para pemain di bangku
cadangan (bukan kiper)
dapat menggunakan
nomor punggung 1.
Belakangan dalam sebuah
regulasi turnamen
ditetapkan bahwa nomor
punggung 1 mesti
diberikan pada kiper.
Badan sepakbola di Eropa
yang pertama kali
memperkenalkan sistem
nomor punggung dalam
sebuah pertandingan di
liga adalah FA Inggris,
yang mana sosialisasi
nomor punggung (dan
nama pemain
bersangkutan dicetak di
atas nomor) dilakukan
pada final Piala Liga
Inggris 1993 antara
Arsenal versus Sheffield
Wednesday.
Belakangan hal ini
menjadi standar di FA
Premier League di musim
berikutnya, lalu
kebanyakan liga-liga top
di Eropa baru mengadopsi
sistem ini lima tahun
kemudian. Kini para
pemain bebas
mengenakan nomor
punggung berapapun
(sepanjang itu menjadi
representasi ciri khas
sang pemain di dalam
skuad) antara 1 sampai
99. Tahun 2003, kiper FC
Porto Vitor Baia menjadi
pemain pertama yang
memakai nomor
punggung 99 dalam final
Liga Champion UEFA.
Bahkan Hicham Zerouali
diijinkan memakai nomor
punggung 0 saat membela
klub Aberdeen FC di Liga
Premier Skotlandia. Tak
heran para fan memberi
julukan pada Hicham
sebagai “Zero.”
Para pemain bola secara
umum tidak
diperkenankan mengubah
nomor punggung mereka
sepanjang musim.
Seorang pemain baru
dapat mengubah nomor
punggungnya jika ia
pindah ke klub lain di
pertengahan musim, lalu
klub barunya memberikan
nomor anyar yang
berbeda. Para
pesepakbola boleh saja
mengubah nomor
punggungnya di musim
berikut – pindah dari
nomor besar menjadi
nomor kecil antara 1
sampai 11 mungkin
dengan melihat indikasi
bahwa klub berpikir sang
pemain pantas
diturunkan secara
regular di musim
berikutnya.
Tipikal pemberian nomor
punggung di atas berawal
saat formasi 5-3-2
digunakan. Dengan
ketentuan tak tertulis
pemberian nomor dimulai
dari belakang ke depan,
serta dari kanan ke kiri:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3.
Bek Kiri, 4. Bek Sayap
Kanan, 5. Bek Tengah, 6.
Bek Sayap Kiri, 7. Sayap
Kanan, 8. Kanan Dalam, 9.
Penyerang Tengah, 10.
Kiri Dalam, 11. Sayap Kiri.
Nah pola yang mirip bisa
ditemukan dalam nomor
punggung para pemain
timnas Swedia:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3.
Bek Tengah Kanan, 4. Bek
Tengah Kiri, 5. Bek Kiri, 6.
Gelandang Bertahan, 7.
Gelandang Kanan, 8.
Gelandang Tengah, 9.
Gelandang Kiri, 10. Striker,
11. Striker
Dalam perkembangannya
nomor punggung kostum
berkembang menjadi
sesuatu yang penting
bagi sebuah klub atau
timnas. Hal ini biasanya
terjadi karena nomor
punggung itu digunakan
pemain hebat, dan
merupakan suatu
kehormatan besar jika
diperkenankan memakai
nomor punggung yang
sama. Sebuah contoh
menyolok adalah nomor
punggung 7 di
Manchester United.
Nomor punggung dipakai
para pemain hebat di
eranya masing-masing
seperti George Best,
Bryan Robson, Eric
Cantona, David Beckham,
dan kini Cristiano Ronaldo.
Belakangan di Italia sering
muncul angka diatas 30,
mungkin karena ingin
menunjukkan kalau dia
berhak mendapatkan
nomer yang di
perhitungkan, kek no 99,
karena posisi dia sbg
striker. Malahan pernah
ada yang nomer
punggungnya 8+1.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar